Belajar Dari Kehancuran Kaum Saba, Pemimpin Jangan Beri Janji-janji dan Angan-angan

- 14 April 2024, 15:50 WIB
Belajar Dari Kehancuran Kaum Saba, Pemimpin Jangan Beri Janji-janji dan Angan-angan
Belajar Dari Kehancuran Kaum Saba, Pemimpin Jangan Beri Janji-janji dan Angan-angan /

MEDIA PAKUAN - Ini adalah salah satu bentuk nikmat dan kasih sayang yang diberikan oleh Allâh kepada manusia. Dia Azza wa Jalla menceritakan kabar-kabar kaum yang dibinasakan dan diadzab kepada orang-orang yang tinggal berdekatan dengan bangsa Arab.

Mereka menyaksikan langsung peninggalan-peninggalan serta saling menceritakan kabar kehancuran kaum tersebut. Dengan tujuan, mereka akan lebih membenarkan apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan lebih dapat menerima peringatan dari beliau

Al-Quran memberi komentar terhadap kisah kaum Saba melalui firman- Nya, yakni dalam Surah Saba (34) ayat 20-21:

“Sungguh iblis benar-benar telah meyakinkan mereka terhadap kebenaran sangkaannya. Kemudian, mereka mengikutinya, kecuali sebagian dari orang-orang Mukmin. Tidak ada kekuasaan (iblis) terhadap mereka, kecuali agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman pada akhirat dan siapa yang ragu-ragu tentang (akhirat) itu. Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu.”
Makna dari firman-Nya sungguh iblis benar-benar telah meyakinkan mereka terhadap kebenaran sangkaannya adalah iblis dapat merealisasikan tujuan, maksud, dan ajarannya terhadap manusia serta berhasil dalam menyelewengkan, menyesatkan, dan menjauhkan manusia dari jalan yang lurus.

Ajaran iblis yang menjadi sikap hidup dan tujuannya dalam kehidupan ini adalah apa yang telah dijelaskan dalam firman-Nya, yakni dengan kesombongan. Allah berfirman dalam Surah Al-A’raf (7) ayat 16-17:

Baca Juga: Buntut Penjualan Kaos Kaki bertulisan Lafadz ' Allah' Bikin Berang

قَالَ فَبِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَۙ (16) ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ (17)

“Ia (iblis) menjawab, ‘(Karena) Engkau telah menyesatkanku, aku pasti akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Ke- mudian, aku pasti akan mendatangi mereka dari depan, dari bela- kang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan menda- pati kebanyakan mereka bersyukur.”

Selanjutnya, Allah juga berfirman dalam Surah Al-Isra’ (17) ayat 63-65:

قَالَ اذْهَبْ فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَاِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاۤؤُكُمْ جَزَاۤءً مَّوْفُوْرًا (63) وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَاَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ وَعِدْهُمْۗ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطٰنُ اِلَّا غُرُوْرًا (64) اِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطٰنٌۗ وَكَفٰى بِرَبِّكَ وَكِيْلًا (65)

” Dia (Allah) berfirman,’Pergilah, siapa saja di antara mereka yang mengikutimu, sesungguhnya (neraka) Jahanamlah balasanmu semua sebagai balasan yang sempurna. Perdayakanlah (wahai iblis) siapa saja di antara mereka yang engkau sanggup dengan ajakanmu. Kerahkanlah pasukanmu yang berkuda dan yang berjalan kaki terhadap mereka. Bersekutulah dengan mereka dalam harta dan anak-anak lalu berilah janji kepada mereka. Setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka. (Allah berfirman lagi), ‘Sesungguhnya, tidak ada kekuasaan bagimu (iblis) atas hamba-hamba-Ku (yang Mukmin). Cukuplah Tuhanmu sebagai penjaga (mereka darimu).”

Allah memperingatkan kita (manusia) dari godaan setan serta menjelaskan permusuhannya dengan kita dan menyuruh kita menganggapnya sebagai musuh sehingga ia tidak berhasil menyelewengkan kita, tidak dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap kita, dan tidak terwujudlah tujuannya kepada kita sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, yakni dalam Surah Fathir (35) ayat 6: “Sesungguhnya setan itu musuh bagimu maka perlakukanlah ia sebagai musuh. Sesungguhnya, setan itu hanya mengajak golongannya agar menjadi penghuni (neraka) Sa’ir (yang menyala-nyala).”

Berapa banyak orang yang merugi adalah mereka yang tunduk patuh pada setan, yakni patuh pada pimpinannya serta melaksanakan bisikan-bisikan dan tipu dayanya. Mereka benar-benar termasuk orang-orang yang dirugikan, dibinasakan, serta diazab di dunia dan di akhirat.

Inilah yang terjadi pada kaum Kaum Saba. Begitulah akibat kepatuhan mereka pada setan. Tidaklah umat yang patuh pada setan, kecuali mereka ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Saba. Setiap orang yang patuh pada setan akan bernasib seperti kaum Saba.

Baca Juga: Fatahkan 200 Teroris Menteri Intelijen Iran Sebut, Rezim Israel Diambang Kehancuran

Orang-orang yang menuruti bisikan setan benar-benar bodoh. Padahal tanpa mereka, setan tidak akan mampu mewujudkan tujuannya dan membenarkan dugaannya.

Namun, sayang sekali, kita telah melihat banyak sekali manusia dalam setiap periode sejarah—yang tunduk pada kepentingan iblis sehingga ia berhasil merealisasikan tujuannya.

Akhirnya, mereka berjalan bersama iblis (setan) dan mengikuti tujuan-tujuannya sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, yakni dalam Surah Al-A’raf (7) ayat 7: “engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”

Lantas, apakah mereka terpaksa menuruti dan mengikuti langkah-langkah setan? Apakah ia (setan) mempunyai kekuasaan yang hebat atas mereka? Sebenarnya tidak. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, yakni dalam Surah Al-Isra’ (17) ayat 65: “sesungguhnya tidak ada kekuasaan bagimu (iblis) atas hamba-hamba-Ku (yang Mukmin).”

Oleh karena itu, mereka bertanggung jawab dan akan dihisab karena telah mengikutinya (setan). Karena mereka memilih mengikuti dan rela menerimanya (setan), ini berarti mereka telah membuka hati dan perasaan untuk setan.

Sementara itu, setan yang menggoda pengikutnya yang bodoh, dengan janji-janji dan angan-angan itu, menghilang dari mereka saat mereka membutuhkannya. la meninggalkan mereka dalam keadaan kafir, berpaling, dan sendirian. Mereka merasakan sendiri kesusahan dan azab dari Allah. Sementara itu, setan sebagai pembuat makar yang pedih pergi berpaling dari mereka. Di dunia, ia (setan) berkata kepada mereka. Allah berfirman dalam Surah Al-Anfal (8) ayat 48:

وَاِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ اَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَاِنِّيْ جَارٌ لَّكُمْۚ فَلَمَّا تَرَاۤءَتِ الْفِئَتٰنِ نَكَصَ عَلٰى عَقِبَيْهِ وَقَالَ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّنْكُمْ اِنِّيْٓ اَرٰى مَا لَا تَرَوْنَ اِنِّيْٓ اَخَافُ اللّٰهَ ۗوَاللّٰهُ شَدِيْدُ الْعِقَابِ ࣖ

“(Ingatlah) ketika setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan (dosa) mereka dan mengatakan, ‘Tidak ada (seorang pun) yang dapat mengalahkan kamu pada hari ini dan sesungguhnya aku adalah penolongmu.’ Maka, ketika kedua pasukan itu telah saling melihat (berhadapan), ia (setan) berbalik ke belakang seraya berkata, ‘Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, sesungguhnya aku melihat apa (para malaikat) yang tidak kamu lihat. Sesungguhnya aku takut kepada Allah.’ Allah sangat keras hukuman-Nya.”

Di akhirat nanti, setan berkata seraya menakuti mereka di tengah- tengah neraka Jahanam. la mencela, mengejek, menghina, dan menertawakan mereka serta berlepas diri dari mereka.

Baca Juga: Impian Eropa, Ukraina Merger dengan Polandia: Kehancuran Kedaulatan Total

Said bin Zaid, Umar bin Khattab, Rasulullah, Nabi Isa, Baiat Aqabah, Umar bin Khattab, Abu Bakar, Nabi Zulkifli, Kaum Saba
Foto: Unsplash
Allah berfirman dalam Surah Ibrahim (14) ayat 22:

وَقَالَ الشَّيْطٰنُ لَمَّا قُضِيَ الْاَمْرُ اِنَّ اللّٰهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُّكُمْ فَاَخْلَفْتُكُمْۗ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِّنْ سُلْطٰنٍ اِلَّآ اَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِيْ ۚفَلَا تَلُوْمُوْنِيْ وَلُوْمُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ مَآ اَنَا۠ بِمُصْرِخِكُمْ وَمَآ اَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّۗ اِنِّيْ كَفَرْتُ بِمَآ اَشْرَكْتُمُوْنِ مِنْ قَبْلُ ۗاِنَّ الظّٰلِمِيْنَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

“Setan berkata ketika urusan (hisab) telah diselesaikan, ‘Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan aku pun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku mengingkarinya. Tidak ada kekuasaan bagiku sedikit pun terhadapmu, kecuali aku (sekadar) menyerumu, lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh karena itu, janganlah kamu mencercaku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menjadi penolongmu dan kamu pun tidak dapat menjadi penolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.’ Sesungguhnya orang-orang zalim akan mendapat siksaan yang sangat pedih.”

Benar, sesungguhnya, iblis tetaplah iblis dan setan tetaplah setan. Karena kaum Saba menerima setan, setan pun membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka sehingga nyatalah kalimat Allah. Mereka mendapatkan ketetapan-Nya dan ditimpa dengan apa yang menimpa seluruh umat kafir, zalim, fasik, dan berbuat kerusakan.

Allah menghancurkan mereka sehancur-hancurnya. Akhirnya, mereka menjadi buah bibir. Betapa hinalah mereka sebagaimana umat-umat sebelumnya yang kafir dan durhaka, yakni kaum Ad, Tsamud, Madyan, dan lain-lain. Inilah akibat yang menanti setiap orang yang menjawab seruan (rayuan) setan.

Demikianlah kisah Saba yang dikisahkan dalam Surah Saba’ yang menceritakan banyak tanda kekuasaan Allah serta pelajaran, dalil, dan hikmah.

Namun, tidak ada yang menyadarinya, kecuali orang- orang yang bersabar dan bersyukur sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, yakni dalam Surah Ibrahim (14) ayat 5: “Sesungguhnya, pada yang demikian, terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat penya- bar lagi banyak bersyukur.”***

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah