1. Madzhab Malik dan Abu Hanifah menghukumi makruh dengan alasan khawatir puasa 6 hari di bulan Syawal dikira wajib.
2. Madzhab Syafi’i dan Hambali menghukumi sunah
Puasa sunah 6 hari di bulan Syawal termasuk berat dilaksanakan. Bagaimana tidak berat?
Baru saja menyelesaikan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan, puasa pula 6 hari di bulan setelahnya. Dan tentunya bulan Syawal masih ramai kunjungan silaturahmi antar kerabat dan juga liburan.
Yang namanya silturahmi dan liburan, tentu identik dengan makan-makan. Kita bisa membayangkan betapa sabarnya orang yang berpuasa di depan orang yang umumnya makan dan minum secara bebas bukan ?
Mengapa Rasulullah memperumpamakan bahwa orang yang berpuasa penuh di bulan Ramadhan dan melanjutkan 6 hari di bulan Syawal seakan-akan puasa setahun penuh ?
Para ulama mencoba memaknai bahwa setiap satu kebaikan dilipatgandakan menjadi 10.
Puasa Ramadhan 30 hari dilipatgandakan 10 kali menjadi 300 hari. Sedangkan 6 hari di bulan Syawal jika dikalilan 10, maka hasilnya menjadi 60. Jumlah hari dalam setahun kurang lebih adalah 360.
Wallahu'alam, semoga bermanfaat.***