Hadits di atas mengajarkan bahwa dunia ini bukanlah tempat kita menetap dan bukanlah negeri kita sesungguhnya tetapi sebagai tempat singgah yang bila kapan saja dapat berpindah atas izin sang kuasa.
Al-Hasan Al-Bashri berkata,
المؤْمِنُ فِي الدُّنْيَا كَالغَرِيْبِ لاَ يَجْزَع مِنْ ذُلِّهَا ، وَلاَ يُنَافِسُ فِي عِزِّهَا ، لَهُ شَأْنٌ ، وَلِلنَّاسِ شَأْنٌ
“Seorang mukmin di dunia seperti orang asing. Tidak pernah gelisah terhadap orang yang mendapatkan dunia, tidak pernah saling berlomba dengan penggila dunia. Penggila dunia memiliki urusan sendiri, orang asing yang ingin kembali ke kampung akhirat punya urusan sendiri.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2: 379).
Baca Juga: Setelah Dinyatakan Meninggal Dunia, Kakek Ini Hidup Kembali Gegerkan Warga
Tak apa di dunia hidup terasing tak dikenal orang tetap siapapun yang memiliki ketabahan hati dan amalan serta bakti pada orangtuanya seperti Uwais Al Qorni maka dia akan terkenal dikalangan penduduk akhirat.
Dunia bersifat fana sedangkan akhirat bersifat kekal,maka jadikanlah hidup di dunia sebagai perlombaan dalam kebaikan seperti dalam surat Al Baqarah ayat 148
وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya:
"Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."
Semoga bermanfaat.***