Jangan Bersedih Hati, Inilah Hakikat Ujian dan Cobaan yang Harus Kamu Pahami

2 Juli 2023, 13:00 WIB
Jangan Bersedih Hati, Inilah Hakikat Ujian dan Cobaan yang Harus Kamu Pahami. simak di sini saja buruan /PEXELS/Alena Darmel

MEDIA PAKUAN - Setiap musibah dan kebaikan yang menimpa orang beriman merupakan ujian dari Allah Swt. Sesuai dengan Firman-Nya,

“Setiap jiwa pasti akan mati. Dan Kami uji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan; kepada Kamilah kalian kembali.”
(QS al-Anbiya’: 35).

 Baca Juga: Muslim Wajib Tahu, Berikut Keutamaan Qurban yang Jarang Diketahui

Ujian baik berupa keburukan maupun kebaikan sejatinya untuk meningkatkan derajat di sisi Allah.

“Semua ujian dan cobaan yang diberikan justru menunjukkan adanya rasa kasih sayang Allah kepada hamba yang beriman.
Di mana semakin tinggi tingkat keimanan seseorang maka akan bertambah berat pula ujian dan cobaan yang akan dihadapinya .

Para Nabi sekalipun menghadapi banyak jalan terjal dalam mengemban risalah Allah. Akan tetapi mereka selalu mengajarkan hidup lapang dan optimistik.

Agar insan beriman tidak serba sempit dan negatif dalam menghadapi musibah dan masalah.
Selain para Nabi, orang-orang saleh juga tidak mungkin lepas dari ujian Allah Swt.

“Seperti Allah menguji Nabi Ayub Alaisi salam dengan kemiskinan dan penyakit yang sangat berat selama berpuluh tahun, tetapi beliau tetap sabar. Setelah para Nabi dan Rasul, orang yang menerima ujian berat adalah para shalihin dan ulama, baru secara berurutan ujian yang ringan kepada orang awam.
Ketika seseorang berikrar "amantu billah", maka Allah akan menyiapkan .

 Baca Juga: Pasca Longsor di Rel, Kereta Api Pangrango Sukabumi Bogor Bisa kembali Jalan Hari Ini, Kecepatan Dibatasi

Ketika melihat orang lain mendapat ujian, bisikkan dalam hatimu bahwa bisa jadi ujian itu untuk menaikkan derajat orang tersebut. Sekalipun di mata kita dia kerap berbuat dosa. Namun ketika diri sendiri yang mendapat ujian, yakini bahwa itu adalah teguran Allah atas dosa2 kita.
Baik yang kita sadar ataupun tidak.

Bukankah menyadari bahwa diri sendiri banyak dosa itu jauh lebih baik agar kita terpacu untuk terus memperbaiki ibadah dan akhlak, daripada terlalu percaya diri merasa sudah baik lantas lalai dalam kesombongan. Belajarlah untuk menundukkan hati dari prasangka terhadap orang lain.

Perbanyak muhasabah, melihat jauh ke dalam kekurangan diri.
Hingga tak sempat lagi untuk mengorek dosa orang lain.

Fokus memperbaiki diri dan lakukan ketaatan pada perintah-Nya. Karna kelak kita dihisab atas dosa-dosa kita, bukan dosa orang lain.
Maafkan kesalahan orang lain, agar menjadi wasilah ampunan untuk diri kita.

Wallahu a'lam, semoga bermanfaat.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Tags

Terkini

Terpopuler