Mengapa Perkembangan Islama di Korea Selatan Sangat Pesat, Ternyata Begini Masalahnya

30 Juni 2022, 08:40 WIB
Mengapa Perkembangan Islama di Korea Selatan Sangat Pesat, Ternyata Begini Masalahnya /Foto.dok Kemenag/

MEDIA PAKUAN - Umat Muslim Korea Selatan termasuk golongan minoritas kurang dari satu persen dari seluruh populasi negara itu.

Namun, pemerintah Korea Selatan sangat terbuka terhadap perkembangan Islam. Di Korea Selatan Kota berpenduduk muslim terbanyak ada di Itaewon.

Mayoritas penduduk Itaewon adalah muslim dan berasal dari berbagai negara, seperti Arab Saudi, Pakistan, Indonesia dan lain-lain.

Di Itaewon berdiri sebuah masjid besar yang bernama Seoul Islamic Center. Masjid ini didirikan pada tahun 1960.

Baca Juga: Meski Anda Sibuk, 11 Amalan Sunnah Sebelum Sholat Jumat: Jangan Diabaikan

Mesjid tersebut juga menjadi pusat pendidikan dan dakwah Islam di negara Kpop itu.

Lee Hang-rae atau yang biasa disapa dengan Suleiman Lee, adalah imam di Masjid Seoul Central yang terletak di Itaewon, Seoul, Korea Selatan.

Jumlah penduduk muslim Korea Selatan yang merupakan penduduk asli berjumlah sekitar 35.000 orang.

Muslim Korea Selatan yang berasal dari Indonesia lebih banyak dari penduduk asli. Jumlahnya mencapai sekitar 40.000 orang.

Baca Juga: BMKG merilis prakiraan cuaca Kota dan Kabupaten di Wilayah Jawa Barat, Hari Ini Kamis 30 Juni 2022

Menurut Suleiman Lee, Korea Selatan adalah negeri yang memberikan kebebasan bagi warganya untuk memeluk agamanya masing-masing.

Untuk itu strategi yang dikembangkan dalam dakwah Islam di Korea Selatan perlu menggunakan pendekatan moderasi Islam yang mengedapankan saling menghargai antar umat.

Pendekatan ini memberikan dampak yang positif, hal ini dibuktikan dengan jumlah muslim disetiap tahunnya semakin bertambah

Baca Juga: Intip Keseruan Perayaan Hari Raya Idul Adha di Seoul Korea Selatan

Seperti diketahui imam masjid di Itaewon dipegang Abdurahman Lee, pada tahun 2018 pernah menuturkan bahwa penduduk muslim Korea Selatan memiliki resistensi yang lebih hebat dalam menghadapi problematika kehidupan di Korea yang sangat kompetitif.

Beliau menambahkan bahwa kasus bunuh diri di Korea Selatan itu bisa terjadi per 45 menit. Islam yang memiliki nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, memberikan efek positif yang luar biasa dalam mengatasi permasalahan-permasalahan hidup di Korea Selatan.

Ketika ditanya tentang hambatan dan tantangan dakwah di Korea Selatan, beliau menjawab dengan senyum sambil berkata bahwa hambatan dan rintangan sejauh ini dapat di atasi dengan baik, diantaranya dengan bekerja sama dengan sejumlah negara muslim dunia.

Kami berharap suatu hari dapat menjalin kerjasama dakwah dengan muslim Indonesia, demikian pungkasnya.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: kemenag.go,id

Tags

Terkini

Terpopuler