Diklaim Simbol Imperialistik, Istana Kepresidenan Korea Selatan Pindah: Blue House Jadi Obyek Wisata

- 22 Juni 2022, 17:38 WIB
Blue house
Blue house /Blue house/
 
MEDIA PAKUAN - Setelah terpilihnya Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol yang baru saja dilantik, kantor kepresidenan Republik Korea Selatan resmi dipindahkan.
 
Kantor baru kini berada di kompleks Kementerian Pertahanan di distrik Yongsan.
 
Sedangkan Cheong Wa Dae atau Blue House yang dikenal karena genting atap bangunannya yang berwarna biru, dikosongkan.
 
 
Rencana dikembalikan fungsinya kepada rakyat seperti yang dijanjikan oleh  Yoon Suk-yeol.
 
Cheong Wa Dae memiliki desain rumah tradisional Korea namun dengan struktur modern. 
 
Sebelumnya warga Korea Selatan hanya bisa melihat atap ubin biru ikonik kantor presiden mereka dari kejauhan.

Berada di rerimbunan pohon di area seluas seluas 250.000 meter persegi Cheong Wa Dae adalah tempat yang sangat dijaga ketat. 
 

Setelah dibuka untuk umum pada 10 Mei 2022,  lokasi yang tertutup selama 74 tahun itu. menjadi tempat wisata populer dan banyak digunakan untuk konser dan pertunjukan.

Salah satunya adalah bintang K-pop Rain, yang menjadi orang pertama, menggelar konser solonya, pada Jumat lalu 17 Juni 2022,  untuk acara Netflix terbaru, 
 
Visit Korean Heritage yang mengkampanyekan wisata Korea, mencantumkan Blue House sebagai salah satu dari 10 situs yang harus dikunjungi wisatawan.
 
 
Tempat tersebut telah dipenuhi  dengan serangkaian kegiatan promosi seperti konser pertunjukan seni media digital selama beberapa bulan kedepan hingga akhir tahun  tahun 2022

Antusiasme warga yang tinggi, mencatat Blue House saat ini telah menarik lebih dari 770.000 kunjungan selama satu bulan.
 
Perhatian tertuju kepada gedung kantor utama, kediaman resmi rumah tradisional Hanok,  wisma negara, dan taman yang memiliki 120 spesies pohon.
 
 
Blue House berada di kaki Gunung Bugak, yang pernah dijadikan taman belakang pribadi raja-raja Dinasti Joseon (1392-1910) yang tinggal di istana utama Gyeongbokgung.

Jepang membangun kediaman resmi untuk gubernur jenderalnya di tempat itu, selama pemerintahan kolonial Tokyo di Semenanjung Korea, pada tahun 1939.
 
Setelah itu ditempati oleh generasi presiden Korea Selatan pasca-kemerdekaan, dari tahun 1948. Bangunan kantor utama dibangun pada tahun 1991, dan dirancang agar terlihat seperti istana dinasti Joseon, dengan 150.000 ubin biru di atasnya.
 
 
Presiden Yoon yang menyebut Gedung Biru sebagai simbol imperialistik, memindahkan kantornya ke lokasi yang lebih mudah diakses di Yongsan.

Administrasi Warisan Budaya, yang saat ini mengelola kompleks itu, berencana  menjadikan Gedung Biru sebagai ruang sejarah dan budaya simbolis negara di mana sejarah dan masa depan dapat hidup berdampingan.

Para pejabat mengusulkan untuk menjadikannya taman atau museum. Sementara para cendikiawan menginginkannya dijadikan perpustakaan, tempat festival budaya, dan aula konser K-pop.
 
 
Langkah tersebut yang ditujukan untuk menarik pengunjung asing.

National Research Institute of Cultural Heritage, menyerukan studi menyeluruh tentang kompleks Blue House.
 
Langkah tersebut untuk membantu menentukan cara terbaik untuk melestarikan dan memanfaatkan ruang.
 
Baca Juga: Hari Raya Idul Adha! 5 Keutamaan Pahala Bagi Orang Berkurban, Simak Apa Saja?

Sementara Korea National University of Culture Heritage mendesak langkah untuk melindungi dan melestarikan warisan budaya, daripada pemanfaatan ruang semata.

Saat ini Blue House membuka kesempatan sebanyak  49.000 kunjungan setiap harinya.*** 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: https://www.straitstimes.com/asia/east-asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x