MEDIA PAKUAN-Ratusan masa dari Gerakan Reformis Islam (GARIS) Sukabumi Raya melakukan aksi unjukrasa, Rabu 4 November 2020.
Aksi ormas Islam yang berlangsung di kantor Balaikota Sukabumi memperoleh pengawalan ratusan personil Markas Kepolisian Resort (Mapolres) Sukabumi Kota.
Baca Juga: Bupati Ingatkan Dampak Aksi Unjukrasa Berpotensi Penambahan Warga Positif Covid-19
Aksi unjukrasa sempat diwarnai pembakaran foto Presiden Prancis Emanuel Macron.
Demo yang berlangsung siang hari tersebut dilatarbelakangi dari pernyataan Presiden Prancis Emanuel Macron. Dia menyetujui karikatur Nabi Muhammad sebagai bentuk kebebasan berekspresi.
"Umat muslim mengutuk perlakuan Emanuel Macron yang menistakan Nabi Muhammad " ujar Ketua GARIS, Sukabumi Raya Ade Saefullah.
Baca Juga: Buka Masker Saat Batuk, Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuai Kritikan
Massa GARIS Sukabumi, kata Ade mendesak agar pemerintah daerah menyampaikan surat pernyataannya ke pemerintah pusat.
"Kami terluka dengan perlakuan Macron. Karena itu, kami mendesak pemerintah untuk tegas mencabut hubungan bilateral dengan Prancis," katanya
Ia juga menegaskan mengajak masyarakat muslim untuk memboikot produk-produk buatan Prancis.
Baca Juga: Diciduk! Buruh Sukabumi Hina Polri Hingga Viral Saat Unjukrasa di Jakarta
"Boikot produk prancisnyang ada di warung dan supermarket. Jika masih membelinya berarti sama saja mendukung pelecehan kepada Nabi Muhammad " katanya.
Ade mengatakan mengajukan beberapa pernyataan diantaranya selain mengutuk Presiden Emanuel Macron. Juga mendesak agar memboikot produk-produk Prancis. Termasuk mendesak agar pemerintah memutus hubungan bilateral dengan Prancis.
Baca Juga: Tuntut PHK Ribuan Buruh di Sukabumi Melakukan Aksi Unjukrasa Dilapangan Merdeka
Walikota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan akan menyampaikan aspiras massa pendukung GARIS kepemerintah pusat. Terutama penolakan hubungan bilateral dengan pemerintah Prancis.
"Kami akan menyampaikan amanah kepemerintah pusat," katanya. ***Manaf Muhammad