Waspada Muncul Pandemi Baru, Diklaim Disease X 20 Kali Mematikan: Apa Tindakan WHO? Ini Penjelasnnya

- 22 Januari 2024, 11:45 WIB
Ilustrasi Disease X, salah satu penyakit yang dipantau organisasi kesehatan dunia WHO.
Ilustrasi Disease X, salah satu penyakit yang dipantau organisasi kesehatan dunia WHO. /medscape.com
 
 
 
MEDIA PAKUAN - Pandemi baru kembali menghebohkan dunia, setelah beberapa tahun dikabarkan menghilang. Namun seiring waktu,  virus Covid-19 kembali di awal tahun 2024.
 
Bahkan kabar tersebut sudah dikonfirmasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

WHO memperingatkan potensi kemunculan kemunculan pandemi baru kembali menghebohkan dunia, disease x 20 kali mematikan begini tindakan WHO! daripada Covid-19 sebelumnya.
 
Menurut para ilmuwan virus ini berkaitan dengan gangguan pernapasan kemungkinan penyakit ini sudah beredar pesat. Namun tidak menular kepada manusia melainkan kepada spesies hewan.
 
Baca Juga: Apel Santri, Presiden Jokowi dan Iriana Datang ke Jateng: Serahkan Batuan Pangan: Simak Apalagi?

Pemimpin Satuan Tugas Vaksin Inggris pada tahun 2020, Kate Bingham, menyebut dunia tak seharusnya berpuas diri karena Covid-19 sudah bisa dianggap sebagai 'penyakit biasa'.

"Pandemi flu 2019 lalu,  menewaskan sedikitnya 50 juta orang di seluruh dunia, dua kali lebih banyak dari jumlah korban tewas dalam Perang Dunia I," ujarnya

Sama seperti covid 19 yang awalnya beredar di antara hewan kemudian menular kepada manusia. Begitu pula virus disease x yang beresiko menular kepada manusia sangat rentan terjadi.

Oleh karena itu upaya untuk membantu mencegah pandemi tersebut maka bagi negara-negara yang terkonfirmasi sebagai negara yang terinfeksi virus covid 19 untuk lebih siaga.
 
Dan membuat pusat intelijen pandemi dan epidemi untuk meningkatkan pengawasan kolaboratif antar negara.
 
Baca Juga: Susul U18, Persib Bandung U20 Gagal Masuk Kedalam Babak 8 Besar pada Ajang Elite Pro Academy Liga 1

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, memperingatkan agar masyarakat dunia bersiap menghadapi patogen masa depan.
 
Potensi yang belum diketahui karakteristiknya dan berpotensi memicu pandemi global lebih parah dibandingkan Covid-19.

Hal ini disampaikan dia dalam pertemuan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, beberapa hari lalu. Ghebreyesus menyebut patogen yang belum diketahui itu dengan nama "Disease X".

Soal Disease X pertama kali dibahas WHO pada tahun 2017. "Ancaman ini bukan lagi soal 'jika terjadi', melainkan 'kapan terjadi'. Oleh karena itu, kita perlu bersiap," ujar Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Muncul prediksi, ada sekitar satu juta lebih serangga tak dikenal di luar sana, yang mampu berpindah dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lain. Dengan kekuatan itulah, ada potensi jutaan orang bisa dimusnahkan oleh penularan penyakit.

"Kita beruntung dengan adanya Covid-19, meskipun faktanya penyakit ini menyebabkan 20 juta atau lebih kematian di seluruh dunia. Intinya adalah sebagian besar orang yang terinfeksi virus ini berhasil pulih," jelasnya.
 
Baca Juga: Raih Kemenangan Telak 5-0, Persib Bandung U18 Gagal Lolos Ke Babak 8 Besar Elite Pro Academy Liga 1

"Bayangkan Disease X menular seperti campak dengan tingkat kematian akibat Ebola (sebesar 67 persen). Di suatu tempat di dunia, penyakit ini menyebar, dan cepat atau lambat," beber Kate lebih lanjut.

Meskipun virus tersebut belum diketahui keberadaannya saat ini, para peneliti, ilmuwan, dan pakar berharap untuk secara proaktif membuat rencana tindakan untuk memerangi virus tersebut.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Ghebreyesus, menyerukan negara-negara untuk menandatangani perjanjian pandemi organisasi kesehatan tersebut sehingga dunia dapat bersiap menghadapi "Penyakit X".

Dia mengatakan bahwa respons bersama melalui perjanjian tersebut akan membantu dunia bereaksi lebih baik terhadap wabah lainnya.

“Perjanjian pandemi ini dapat menyatukan seluruh pengalaman, seluruh tantangan yang kita hadapi, dan seluruh solusi menjadi satu,” kata Ghebreyesus. “Perjanjian itu dapat membantu kita mempersiapkan masa depan dengan cara yang lebih baik.”
 
Baca Juga: Belum Kunjung Ditemukan, SAR Gabungan Sukabumi Perluas Pencarian ABK Tangker Jatuh ke Laut Ujung Genteng

“Ini adalah kepentingan global bersama, dan kepentingan nasional yang sempit tidak boleh menjadi penghalang.”

“Tujuan utama dari perjanjian ini adalah untuk mendorong pendekatan seluruh pemerintah dan seluruh masyarakat, memperkuat kapasitas nasional, regional dan global serta ketahanan terhadap pandemi di masa depan,” sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh dua lusin kepala negara berbunyi. .

“Hal ini termasuk meningkatkan kerjasama internasional untuk meningkatkan, misalnya, sistem peringatan, berbagi data, penelitian dan produksi lokal, regional dan global serta distribusi tindakan medis dan kesehatan masyarakat seperti vaksin, obat-obatan, diagnostik dan peralatan pelindung diri". ***


 


 
 
 
 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x