MEDIA PAKUAN - Krisis ekonomi global hingga saat ini ternyata masih dirasakan dunia industri di wilayah Kabupaten Sukabumi, khususnya pada sektor padat karya.
Hingga kuartal akhir 2023, dampak dari gelombang krisis ekonomi global masih terjadi. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) 3 Kabupaten Sukabumi, Aswin Andrian.
Menurut Aswin, salah satu dampak yang paling nyata adalah belum pulihnya jumlah orderan yang dinilai masih belum kondusif.
"Artinya order itu masih banyak perusahaan yang kekurangan order sampai saat ini akibat krisis ekonomi global," ujarnya, Selasa 21 November 2023.
Baca Juga: Kenaikan UMK 2024 Dinilai Minim, Ratusan Buruh Geruduk Pendopo Sukabumi
Berdasarkan catatan DPK APINDO Kabupaten Sukabumi, sedikitnya terdapat 23 ribu pekerja industri padat karya yang dirumahkan atau di PHK secara langsung maupun tidak diperpanjang kontrak akibat dampak krisis ekonomi global.
"Sampai akhir tahun 2023 ini, ada sekitar 23.000 karyawan yang dirumahkan. Bahkan, dari beberapa perusahaan dari anggota APINDO sendiri itu, malah ada yang tutup. Yakni PT Manito Cicurug itu sudah tutup. Sementara, perusahaan-perusahan lainnya, melakukan pemangkasan untuk efisiensi sampai saat ini," cetusnya.
Oleh sebab itu, menurutnya jika kenaikan upah minimum kabupaten (UMK) 2024 mendatang terlalu tinggi, bukan tidak mungkin kembali terjadi pengurangan karyawan secara masif.
Dia menilai, bahkan tidak menutup kemungkinan bakal ada perusahaan yang memutuskan untuk hengkang dari Kabupaten Sukabumi.