Disdik Kota Sukabumi Buka Suara Soal Dugaan Intimidasi pada Siswa SD yang Patah Tulang akibat Bullying

- 3 November 2023, 08:42 WIB
Ilustrasi bullying./ist
Ilustrasi bullying./ist /



MEDIA PAKUAN - Kasus dugaan intimidasi pada korban perundungan atau bullying di sekolah dasar (SD) di Kota Sukabumi turut ditanggapi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi Martin Wahyudi mengatakan, peristiwa tersebut terjadi di awal tahun 2023. Seiring berjalannya waktu, kasus tersebut sempat dimusyawarahkan pada September 2023.

"Kasus ini terjadi di triwulan satu 2023 ini kebetulan saya belum di sini saya baru satu bulan di sini kemudian muncul kasus ini kami tindaklanjuti dengan mendatangi pihak sekolah pada waktu itu," katanya saat ditemui Media Pakuan di kantornya, Kamis 2 November 2023.

Akan tetapi setelah mediasi tidak ada berita acara yang dibuat. Mediasi tersebut diikuti oleh pihak sekolah, komite sekolah, orang tua korban dan terduga pelaku serta disaksikan oleh pihak kepolisian dan dinas terkait.

Baca Juga: Polres Sukabumi Kota Periksa Pihak Sekolah - Guru Soal Dugaan Intimidasi ke Siswa SD yang Patah Tulang Dibully

"Karena hasil mediasi itu tidak diberita-acarakan sama pihak sekolah tetapi intinya begini hasil mediasi itu orang tua yang bersangkutan memaafkan. Bahasa di situnya memaafkan tetapi menurut versi sekolah memaafkan berarti pihak sekolah yang salah," ujarnya.

Atas dasar itu, pihak sekolah kemudian mengultimatum orang tua korban untuk meminta klarifikasi karena menganggap peristiwa itu bukan kesalahan sekolah.

"Pihak sekolah meminta kepada orang tua untuk melakukan klarifikasi dan 10 hari pasca mediasi tidak juga ada klarifikasi dari orang tua. Kemudian pihak sekolah bahasanya mau meminta kembali untuk melakukan klarifikasi dalam waktu 3x24 jam itu informasi yang kami terima. Akan tetapi yang terjadi malah orang tua dari siswa itu melaporkan," ucapnya.

Dalam kasus tersebut kemudian terdapat perbedaan versi dari pihak sekolah dan orang tua korban. Berdasarkan informasi yang diterimanya, pihak sekolah menganggap kejadian yang menyebabkan korban mengalami patah tulang adalah kecelakaan. Hal tersebut berbanding terbalik dengan versi orang tua korban yang menilai kejadian itu disebabkan bullying teman-temannya karena diperkuat oleh pemerikasaan psikologis dan medis dari P2TP2A.

Baca Juga: Guru dan Kepsek Diduga Bersekongkol Intimidasi Siswa SD Sukabumi yang Patah Tulang Akibat Bullying

Halaman:

Editor: Manaf Muhammad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x