Guru dan Kepsek Diduga Bersekongkol Intimidasi Siswa SD Sukabumi yang Patah Tulang Akibat Bullying

- 1 November 2023, 16:36 WIB
Orang tua korban saat menunjukkan hasil rontgen patah tulang anaknya yang menjadi korban bullying di SD Sukabumi.
Orang tua korban saat menunjukkan hasil rontgen patah tulang anaknya yang menjadi korban bullying di SD Sukabumi. /Manaf Muhammad/Media Pakuan



MEDIA PAKUAN - Baru baru ini orang tua siswa korban bullying melaporkan kasus yang dialami anaknya ke Polres Sukabumi Kota. Laporan tersebut diterima pihak kepolisian pada 16 Oktober 2023.

DS (43) mengungkapkan, dirinya melaporkan perkara itu karena ada dugaan intimidasi yang dilakukan oleh sejumlah guru dan kepala sekolah kepada anaknya.

Hal tersebut diketahui ketika korban mengungkapkannya setelah tutup mulut selama berbulan-bulan karena merasa ketakutan. Intimidasi tersebut dilakukan untuk membuat skenario rekayasa kejadian.

"Selama ini dia (korban) selalu menutup-nutupi selalu membela yang baik untuk sekolah sudah terbuka. Saya menyimpulkan selama ini dia berada di bawah tekanan karena dia berbicara tidak sesuai dengan kenyataannya. Berarti korban sangat tidak bahagia di sekolah jadi tidak mendapatkan ketenangan yang seharusnya," ujarnya, Selasa 31 Oktober 2023.

Baca Juga: Fakta Baru Bullying Siswa SD Sukabumi hingga Patah Tulang: Guru dan Sekolah Diduga Terlibat Intimidasi Korban

Dia mengatakan, sejumlah oknum guru dan pihak sekolah memaksa korban untuk bungkam soal perundungan yang dialaminya. Bahkan mereka merekayasa bahwa korban mengalami patah tulang akibat kecelakaan ketika teman-temannya sedang bermain.

"Jadi gurunya bilang 'nanti kamu jangan berkata sebenarnya ya nanti kamu bilangnya kamu datang dari toilet, masuk ke kelas lihat teman-teman kamu lagi tarik-tarikan kamu nolongin yang satu tangannya dilepasin terus temennya yang jatuh kamu tersandung ikut jatuh'. Dan itu konstan konsisten dipegang korban omongan itu sampai kemarin," tandasnya.

Kejadian tersebut terus ditutup-tutupi selama berbulan-bulan hingga akhirnya diungkapkan korban pada Oktober 2023, sedangkan peristiwa bullying terjadi pada Februari 2023.

"Selama hari hari di sekolah, guru guru dan kepala sekolah itu terus mengintimidasi anak saya dan memastikan bahwa anak saya itu tidak bersuara tidak speak up," tuturnya.

Halaman:

Editor: Manaf Muhammad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x