Fakta Baru Bullying Siswa SD Sukabumi hingga Patah Tulang: Guru dan Sekolah Diduga Terlibat Intimidasi Korban

- 1 November 2023, 12:40 WIB
Orang tua korban saat menunjukkan hasil rontgen patah tulang anaknya yang menjadi korban bullying di SD Sukabumi.
Orang tua korban saat menunjukkan hasil rontgen patah tulang anaknya yang menjadi korban bullying di SD Sukabumi. /Manaf Muhammad/Media Pakuan

MEDIA PAKUAN - Dugaan bullying yang terjadi di sebuah SD swasta di Kota Sukabumi terus berlanjut. Orang tua korban, DS (43) mengungkapkan sejumlah keterangan yang baru didapatnya dari korban.

Menurutnya korban bukan cuma di-bully oleh teman sebayanya, namun juga ada dugaan keterlibatan dari sejumlah oknum guru untuk menutupi kasus tersebut.

Sejumlah oknum guru diduga bersekongkol untuk merekayasa kejadian. Skenario direncanakan mereka supaya korban tidak menceritakan fakta sebenarnya.

"Selama ini anak saya selalu menutup-nutupi, selalu membela yang baik untuk sekolah. Sudah terbuka, saya menyimpulkan selama ini anak saya berada di bawah tekanan, karena dia berbicara tidak sesuai dengan kenyataannya, berarti anak saya sangat tidak bahagia di sekolah jadi tidak mendapatkan ketenangan yang seharusnya," ujarnya, Selasa 31 Oktober 2023.

Baca Juga: Orang Tua Menolak Damai, Kasus Dugaan Bullying Bocah SD Sukabumi hingga Patah Tulang Dilaporkan ke Polisi

Dia menjelaskan, anaknya diperintah oleh sekelompok oknum guru dan kepala sekolah untuk mengakui baru mengalami kecelakaan saat teman temannya sedang bercanda sehingga korban mengalami patah tulang.

"Kejadian direkayasa sama gurunya bisa dibayangkan ketika anak sedang trauma berat tangannya patah bukan patah biasa hingga balik di tulangnya, dibawa ke ruangan di UKS bersama sama pelaku temannya itu dan gurunya mengintimidasi dengan cara memberitahu apa yang harus dilakukan dengan berbohong," ucapnya.

"Jadi gurunya bilang 'nanti kamu jangan berkata sebenarnya ya nanti kamu bilangnya kamu datang dari toilet, masuk ke kelas lihat teman-teman kamu lagi tarik-tarikan kamu nolongin yang satu tangannya dilepasin terus temennya yang jatuh kamu tersandung ikut jatuh'. Dan itu konstan konsisten dipegang korban omongan itu sampai kemarin," tandasnya.

Peristiwa yang terjadi pada Februari 2023 tersebut baru diungkapkan oleh korban pada Oktober 2023. Dalam kurun waktu tersebut korban sempat dirawat untuk pemulihan tangannya yang patah. Setelah mulai masuk sekolah kembali korban masih mendapat perlakuan intimidasi.

Halaman:

Editor: Manaf Muhammad

Sumber: Media Pakuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x