MEDIA PAKUAN-Kawasan Geowisata Batu Bubut di Kampung Samelang, Desa Mekar Mukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi memiliki keunikan sendiri. Sehingga warga disana sangat berharap ada penelitian dari para arkeologi terkait keberadaan bebatuan disana.
Diduga bongkahan batu yang tertata rapi seusia dengan batu Gunung Padang, di Kabupaten Cianjur. Areal batu tersebar seluas 10 hektar itu, kerap menjadi perhatian para wisatawan.
Mereka tertarik dengan serakan batu diduga merupakan bongkahan dari bebatuan Gunung Api yang terbentuk 20 juta tahun lalu.
Bebatuan yang diduga berasal dari bawah permukaan laut dan tersebar sehingga seperti labirin tertarik untuk diteliti para ahli arkeologi.
"Bebatuan yang ada sejak kami lahir selalu menjadi perhatian wisatawan. Mereka datang ingin mempelajari struktur hingga materi bebatuan, " kata salah seorang warga, Sidin
Menurut Sidin, warga sekitar telah melakukan upaya pelestarian. Hanya saja, dari lahan seluas 10 hektar, hanya 3 hektar yang telah di tata dan dilestarikan.
Baca Juga: Kota dan Kabupaten Sukabumi, Awal September Pembelajaran Tatap Muka Diseluruh Jenjang Sekolah
" Selebihnya, masih semak belukar. Sehingga perlu segera dilakukan penataan agar menjadi obyek wisata yang dapat menguntungkan warga, "katanya.
Kepala Desa Mekar Mukti, Deden mengatakan pemanfaatan lahan dengan puluhan bebatuan unik itu, telah disetujui masyarakat. Selama wisata itu tidak berbau negatif.
"Masyarakat, pemuda, tokoh, dan ulama saling mendukung. Kami membutuhkan para pakar dan arkelog untuk melakukan serangkaian penelitian, " katanya
Bupati Sukabumi, Marwan Hamami mengatakan bebatuan yang ada dilokasi geowisata tersebut sangat luar biasa. Situs bebatuan yang berada di kawasan Geopark Ciletuh- Palabuhanratu ini bisa dijadikan eduwisata dengan konsep destinasi tanpa merusak lingkungan dan bebatuannya.
"Batuan seperti ini harus dilestarikan, sebab mengandung sejarah peradaban,"katanya
Dalam kesempatan tersebut, Marwan mengajak pemuda untuk kreatif. Sehingga, lokasi geowisata itu bisa lebih menarik. Apalagi potensi ini jarang dimiliki tempat lain
Selain itu, kata Marwan Hamami, tempat wisata harus berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Terutama dalam mengungkit perekonomian.
"Masyarakat bisa ikut berjualan di sekitar lokasi wisata yang memberikan nilai tambah terhadap dayatarik wisata," katanya
Marwan mengatakan agar bebatuan yang memiliki nilai sejarah itu tidak dirusak dan dijaga bersama.
"Harus dijaga bebatuannya. Jangan sampai jadi objek vandalisme ataupun dirusak," katanya. ***