"Saya mengapresiasi kepada ponpes modern dzikir Al Fath ini karena kalau saya cermati ini sudah menerapkan kampus merdeka dan merdeka belajar di mana menu menu yang disajikan itu membuka peluang kepada siswa, mahasiswa, santri untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya masing-masing," jelas Yudi.
"Inilah sekolah terpadu, sekolah entrepreneurship karena tidak hanya terkait dengan olah pikir tetapi juga ada olah rasa, olah karya, ada olahraga silat juga dan lain-lain sehingga lulusannya atau output itu memiliki ilmu kehidupan. Kadang kadang kalau orang lulus itu bingung mau ngelamar kemana mau bikin apa ya sekolah sekolah seperti ini lah yang diharapkan ada di Indonesia," ungkapnya.
Menurut Yudi metode pembelajaran di Ponpes Dzikir Al Fath juga mengadopsi konsep taman siswa yang mana metode pembelajaran diberikan secara fun dan tidak membosankan bagi para pelajar.
Apalagi, kata Yudi, dengan keunggulan bahasa Inggris di Ponpes Dzikir Al Fath menjadi nilai plus agar para santri dapat bersaing di dunia global dan era society 5.0.
"Budaya itu bukan hanya budaya lokal tetapi juga budaya internasional salah satu bahasa yang sudah internasional adalah bahasa Inggris maka dengan kehadiran pak Peter dari Kanada mudah mudahan dia bisa share, melengkapi, menguatkan siswa di sini sehingga percaya diri," ungkapnya.
Dia berharap kehadiran Ponpes Dzikir Al Fath dapat menjadi salah satu role model pendidikan yang ada di Indonesia.
"Saya lihat bahwa yang diterapkan di sini bukan sekadar teori tetapi juga praktek dan tentunya attitude sikap yang penting itu sikap attitude pesantren pasti nomer satunya keimanan pasti mengajarkan nilai nilai itu saya yakin itu sehingga kalau sudah berilmu, pendidikannya tinggi, penghargaannya banyak kalau sikapnya positif jadi role model jadi inspirasi sekarang lihat saja kepercayaan masyarakat mulai menipis pak kyai jadi pesantren ini bisa menjawab," jelasnya.***