Sah! Ulama Sukabumi KH Ahmad Sanusi Ditetapkan Jadi Pahlawan Nasional, Warga Sukabumi : Syukur Alhamdulillah!

- 3 November 2022, 17:57 WIB
KH Ahmad Sanusi. / Arsip
KH Ahmad Sanusi. / Arsip /

MEDIA PAKUAN - Sejumlah tokoh bangsa baru saja diangkat menjadi pahlawan nasional, salah satunya adalah KH Ahmad Sanusi, ulama pejuang kemerdekaan asal Sukabumi.

Melalui cuitan Twitter Menko Polhukam, Mahfud MD, KH Ahmad Sanusi dinyatakan sebagai pahlawan bersama tiga tokoh lainnya yakni Dr. dr. HR Soeharto (Jawa Tengah), KGPAA Paku Alam VIII (DIY), dr. R. Rubini Natawisastra (Kalbar), dan H. Salahuddin bin Talabuddin (Maluku Utara).

"Pemerintah akan anugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 5 putera pejuang dan pengisi kemerdekaan Indonesia. Kepada daerah-daerah dan institusi-institusi warisannya dipersilahkan melakukan tahniah (syukuran). Penganugerahan gelar oleh Presiden akan dilakukan di Istana Negara tanggal 7 Nov 2022," kata Mahfud MD @mohmahfudmd, Kamis 3 November 2022.

Penetapan gelar pahlawan nasional kepada KH Ahmad Sanusi menimbulkan rasa bangga bagi warga Sukabumi.

Baca Juga: Iwan Bule Blak blakan Mengapa Dirinya Tak Kunjung Lengser dari Ketum PSSI

Pasalnya sudah sejak lama, warga Sukabumi menantikan agar KH Ahmad Sanusi ditetapkan menjadi pahlawan nasional atas jasanya pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Salah satu warga Kota Sukabumi yang juga salah satu tokoh ulama, KH Muhammad Fajar Laksana mengaku bersyukur dengan penetapan pahlawan nasional tersebut.

"Alhamdulillah. Saya M.Fajar Laksana Pimpinan Ponpes Modern Dzikir Al-Fath sebagai warga Kota Sukabumi bersyukur kepada Allah SWT dan merasa bangga dan bahagia tak terhingga, karena seluruh doa, harapan, cita cita seluruh masyarakat kota Sukabumi telah terkabul dengan diangkatnya Bapak KH Ahmad Sanusi seorang ulama dan pejuang dari Kota Sukabumi ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional," kata KH Muhammad Fajar Laksana kepada Media Pakuan, Kamis 3 November 2022.

Dengan penetapan pahlawan nasional ini, dia berharap dapat menjadi spirit bagi seluruh masyarakat khususnya warga Kota Sukabumi dalam berperan mengisi kemerdekaan.

Baca Juga: MK Bolehkan Menteri Ikut Bursa Capres 2024, Anggota Komisi II DPR : Berhenti Dong, Nanti Ga Konsentrasi

"Ini akan menjadi contoh dan memotivasi umat dan masyarakat khususnya di Kota Sukabumi untuk bisa mengikuti jejak pendahulunya menjadi pahlawan pahlawan pembangunan di berbagai macam sektor kegiatan. Terimakasih kepada Pemrintah Indoneseia dan seluruh elemen yang telah menjadikan Bapak KH Ahmad Sanusi menjadi Pahlawan Nasional. Merdeka terus berjuang mengisi pembangunan," ujarnya.

KH Ahmad Sanusi merupakan ulama mahsyur yang lahir di Desa Cantayan, Kecamatan Cikembar Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Jumat, 12 Muharram 1306 H, atau tanggal 18 September 1888.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Media Pakuan dari berbagai sumber, KH Ahmad Sanusi merupakan keturunan Rasulullah SAW dari jalur nasab Siti Fatimah. Orang tuanya adalah Ajengan KH. Abdurrahim dan Ibu Epok.

Baca Juga: Riuh Soal Putusan Baru MK, Jokowi Minta Menteri Tuntaskan Tugas Dahulu Sebelum Deklarasi Capres

KH Ahmad Sanusi juga masuk dalam keanggotaan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) bersama sejumlah pahlawan nasional seperti Ir Soekarno, Mochamad Hatta, Ki Hajar Dewantara, KH Wahid Hasyim, serta sejumlah tokoh lainnya.

Perjuangan KH Ahmad Sanusi juga sempat dicekal oleh Belanda hingga dipenjarakan karena dianggap membahayakan.

Setelah dipindahkan dari penjara ke penjara, akhirnya KH Ahmad Sanusi dibebaskan pada 20 Februari 1939 melalui Surat Keputusan (SK) dari Gubernur Jendral Hindia Belanda No. 3 yang terbit berdasarkan usulan pejabat baru Advicer Voor Inlandse Zaken, G.F. Pijper kepada Gubernur Jendral Hindia Belanda A.W.L. Tjarda.

KH Ahmad Sanusi juga dikenal dengan sapaan Ajengan (kiai) Cantayan atau Ajengan Genteng atau Ajengan Gunungpuyuh.

KH Ahmad Sanusi juga dikenal sebagai pendiri Pesantren Syamsul Ulum di Gunungpuyuh Kota Sukabumi.

Ulama pendiri organisasi Persatuan Umat Islam (PUI) itu wafat pada tanggal 31 Juli 1950 dalam usia 62 tahun dan dimakamkan di dekat pesantren Syamsul Ulum.***

Editor: Manaf Muhammad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah