MEDIA PAKUAN - Terungkap identitas tiga warga Sukabumi yang menjadi korban penyerangan komplotan bermotor pada Senin 30 Mei 2022 sore merupakan kalangan pelajar.
Tiga pelajar SMAN 5 Kota Sukabumi berinisial MAA (16 tahun), SPS (16) dan MM (16) mendapat perawatan medis akibat luka serius bekas hantaman cerulit.
Peristiwa berdarah di perempatan Limusnunggal, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi itu tidak luput dari perhatian Polda Jawa Barat.
Dalam hal ini Polda Jawa Barat melalui Kabid Humas Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan saat ini permasalahan kejahatan di jalanan menjadi perhatian utama.
Sehingga pelaku kejahatan yang dilakukan oleh kelompok bermotor ataupun begal sudah layak diberi tindakan tegas dengan cara tembak di tempat.
"Para kapolres membangun spirit buat tugas anggotanya dengan memberikan perintah tembak di tempat," kata Ibrahim Tompo di Polda Jawa Barat, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa, 13 Mei 2022.
Baca Juga: Empat Hari Eril Hilang, Ridwan Kamil Ubah Foto Profil Instagram dan Tegar Ucapkan Terimakasih
Dari catatannya, Sukabumi termasuk dalam wilayah di Jawa Barat yang rawan kejahatan geng motor belakang ini.
Selain Sukabumi, wilayah Bogor dan Cirebon juga masuk radar pantauannya yang tampak marak kejahatan geng motor.
Maka pihak Polda Jawa Barat menggelar Operasi Bina Kusuma dan Operasi Libas 2022 untuk menangkal kejahatan jalanan.
Baca Juga: Rindukan Emmeril Kahn Mumtadz, Nabila Ishma Nurhabibah Yakin Sang Kekasih Sosok Orang yang Kuat
Operasi Bina Kusuma berorientasi kepada hal preventif dengan membina dan memberi penyuluhan para pemuda atau pelajar ke sekolah-sekolah.
Sedangkan Operasi Libas dilakukan polisi di lapangan dengan tindakan tegas dan represif untuk melindungi lingkungan dari kejahatan dan kekerasan.
"Tapi perlu dicatat, untuk kepolisian menggunakan senjata api ini merupakan pertimbangan dari anggota masing-masing di lapangan, dipertimbangkan sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan," ungkapnya.
Menurutnya kondisi saat ini sudah mengkhawatirkan karena di beberapa daerah korban dari kejahatan geng motor sudah banyak.
"Sampai-sampai kondisinya masyarakat merasa tidak nyaman berada di jalan, apalagi yang berangkat malam, merasa resah, otomatis kondisi ini tidak akan dibiarkan," ucapnya.
Di Kota Sukabumi ulah kelompok bermotor terjadi kembali dalam kurun waktu kurang dari sepekan menyasar kepada kalangan pelajar yang dilakukan ketika hari sedang terang.***