Baca Juga: Amanda Manopo Dituding Rebut Suami Orang dan Cinlok di Sinetron Ikatan Cinta, Begini Reaksi Billy Sy
Selain itu, Nurnaning juga mengatakan terdapat data pemantauan lain selain EDM dan GPS. Data lain yang dimaksudkan yaitu satelit sebagai memperkuat kian mendekatnya magma ke permukaan.
Berdasarkan hasil pengambilan foto melalui citra satelit, diduga adanya pengembungan atau pengangkatan area di puncak Merapi seluas 100.000 meter persegi.
"Ini sesuai dengan hasil EDM bahwa diduga ada migrasi magma dari sumber yang dalam menuju dangkal," kata dia.
Baca Juga: Pecahkan Rekor 750 Gol Terbarunya! Cristiano Ronaldo Selebrasi di Twitter
BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.
Selain itu, BPPTKG juga memberikan kabar terbaru mengenai Gunung Merapi yang saat ini telah mencapai level III atau Siaga sejak 5 November 2020.
Pada Senin 30 November 2020, Gunung Merapi kembali mengalami gempa guguran sebanyak 46 kali dalam periode pengamatan waktu tersebut yang dimulai pukul 00.00-24.00 WIB.
Baca Juga: Vaksin Covid 19 Segera Beredar, Interpol Himbau Selurug Negara Dunia Waspada atas Kejahatan Global
Selain gempa guguran, Gunung Merapi juga mengalami sebanyak 307 kali gempa hybrid atau fase banyak, 50 kali gempa hembusan, satu kali gempa tektonik, dan 31 kali gempa vulkanik dangkal.