Menatap Pemilu 2024, Warga Binaan Lapas Kelas IIB Sukabumi Ikut Simulasi Pencoblosan Surat Suara

29 Januari 2024, 23:09 WIB
Simulasi Pemilu 2024 di Lapas Kelas IIB Sukabumi, Senin 29 Januari 2024. /Manaf Muhammad/Istimewa


MEDIA PAKUAN - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Sukabumi dan Lapas Kelas IIB Sukabumi menggelar simulasi pencoblosan surat suara untuk Pemilu 2024, Senin 29 Januari 2024.

Pasalnya, KPU Kota Sukabumi telah menyiapkan sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) khusus, salah satunya di Lapas Kelas IIB Sukabumi.

Ketua KPU Kota Sukabumi Imam Sutrisno mengatakan, menjelang 14 Februari atau waktu diselenggarakannya Pemilu 2024, pihaknya telah melakukan bimbingan teknis bagi Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Lapas Kelas IIB Sukabumi Nyomplong.

"Pertama melakukan bimbingan teknis terhadap KPPS yang di TPS khusus Lapas Nyomplong ini sebanyak 2 TPS artinya ada 2 KPPS 14 orang, nah itu kami bimtek terlebih dahulu terkait petunjuk teknis penyelenggaraan pemungutan dan penghitungan surat suara dimulai dari penyiapan TPS nya kemudian penyelenggaraan pemungutannya hingga nanti penghitungannya," katanya, Senin 29 Januari 2024.

Baca Juga: Pj Wali Kota Sukabumi akan Gunakan BTT untuk Perbaiki 43 Rumah Warga yang Rusak Diamuk Puting Beliung

Pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada warga binaan di Lapas Kelas IIB Sukabumi karena mereka juga memiliki hak suara di Pemilu 2024. Sosialisasi yang disampaikan mengenai surat suara yang didapat bagi pemilih berdasarkan kategori daerah asalnya.

"Alhamdulillah kami juga bisa berkesempatan melakukan sosialisasi kembali kepada calon pemilihnya. Alhamdulillah tadi antusias. Contoh tadi ketika ditanya ada berapa surat suara asalnya dari mana karena ini kan kalau di sini kan dari berbagai macam daerah jumlah surat suara yang mereka dapatkan pun itu berbeda beda tergantung dari asal dapilnya," ucapnya.

Menurutnya hal tersebut penting untuk disampaikan lantaran di TPS khusus terdapat banyak pemilih yang berasal dari luar daerah Kota Sukabumi.

Baca Juga: Jelang Debat Capres Pamungkas, Para TKD 3 Paslon di Sukabumi 'Didesak' Mahasiswa

"Hal-hal teknis begitu juga penting untuk terus disampaikan karena sekali lagi mungkin betul kita bisa memastikan hak pilihnya tersalurkan namun juga dengan baik dan benar artinya jangan sampai ada DPTb (daftar pemilih tambahan) yang kemudian nanti memilih tapi jumlah surat suara yang didapatkan tidak sesuai dengan aturan," tuturnya.

"Itu namanya daftar pemilih tambahan yang kita kenal dalam istilah regulasi maka itu nanti paling mudah membedakan konsekuensi jadi status kepemilihannya itu akan menentukan konsekuensi terkait jumlah surat suara yang mereka dapatkan," jelasnya.

Setelah sosialisasi dan bimtek, dilanjut dengan kegiatan simulasi pencoblosan agar para warga binaan dan pemilih nantinya bisa paham dalam mempraktekan pencoblosan surat suara.

Kasi Pembinaan dan Anak Didik Narapidana Lapas Kelas IIB Sukabumi Andhika Saputra menambahkan, TPS yang terdapat di lapas yakni TPS 901 dan 902. Para anggota KPPS merupakan petugas Lapas Kelas IIB Sukabumi. Pihaknya saat ini juga terus memastikan jumlah warga binaan yang jadi pemilih hingga batas hari yang ditentukan.

Baca Juga: Soal Relokasi Rumah Penyintas Tanah Longsor di Cibadak Sukabumi, Bey Machmudin Tunggu Hasil Assessment PVMBG

"Per hari ini ada 532 orang warga binaan akan tetapi kita sudah koordinasi dengan kejaksaan termasuk dengan ibu Kajari dan Kasi Pidum bahwa tanggal 5 Februari terakhir kita menerima tahanan. Artinya data fix yang akan memelih di Lapas nanti akan tersampaikan ke teman-teman PPS KPU pada tanggal 5 Februari. Kalau untuk DPT pertamanya kita sudah ada sekitar 580 an akan tetapi karena ini TPS khusus kita akan menunggu kiriman baru dari kejaksaan dan kepolisian," ujarnya.

Warga binaan Lapas Kelas IIB Sukabumi yang akan ikut pencoblosan di Pemilu 2024 menurutnya mayoritas berasal dari Kota Sukabumi. Selebihnya diikuti dari Kabupaten Sukabumi, Cianjur, dan daerah lainnya.

"Kalau untuk jumlah ini (warga binaan) hampir setengahmya penduduk kota madya Sukabumi, setengahnya kabupaten Sukabumi. Ada juga sekitar 102 orang dari Cianjur, saya sudah data kemarin karena pasca gempa itu. Selebihnya ada sekitar lebih dari 30 an dari luar kota juga seperti Garut, Tasikmalaya, Jawa Timur, Jawa Tengah," jelasnya.***

Editor: Manaf Muhammad

Tags

Terkini

Terpopuler