Rektor UPI akan Jadikan Museum Prabu Siliwangi Rujukan Tempat Penelitian: Perwujudan Islam Rahmatan Lil Alamin

17 Januari 2024, 20:23 WIB
Pendiri Museum Prabu Siliwangi KH Fajar Laksana (kanan) bersama Rektor UPI M. Solehuddin (kedua dari kanan) saat mengunjungi Museum Prabu Siliwangi, Rabu 17 Januari 2024 /Manaf Muhammad/Media Pakuan

MEDIA PAKUAN - Museum Prabu Siliwangi yang berlokasi di lingkungan Ponpes Dzikir Al Fath Kecamatan Gunungpuyuh Kota Sukabumi menjadi salah satu rujukan untuk bahan penelitian atau riset dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Pasalnya Museum Prabu Siliwangi dinilai memiliki segudang objek penelitian. Mulai dari koleksi benda bersejarah hingga koleksi cultural intangible heritage (warisan budaya takbenda).

Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) M. Solehuddin pun mengunjungi langsung Museum Prabu Siliwangi untuk melihat berbagai koleksi yang ada di sana. 

Didampingi oleh pendiri museum tersebut yang merupakan keturunan dari Prabu Siliwangi, KH Fajar Laksana, Soleh juga disuguhi penampilan pencak silat dan kesenian Boles (bola tangan api) dan Ngagotong Lisung.

Baca Juga: Kotori dan Rusak Lingkungan, Marak APK Caleg Dipasang pada Pepohonan di Jalan Protokol Kota Sukabumi

"Alhamdulillah ini merupakan hal yang asing juga bagi saya kok pesantren miliki museum tapi tadi beliau sudah jelaskan bahwa beliau ini adalah keturunan dari Prabu Siliwangi sehingga sangat mafhum beliau sangat interest untuk menjaga," kata Soleh, Rabu 17 Januari 2024.

Dia pun akan menerjunkan ahli sejarah dari UPI untuk melakukan penelitian dan kontribusi untuk pengembangan Museum Prabu Siliwangi Kota Sukabumi.

"Insyaallah nanti UPI berkoordinasi juga memberikan kontribusi karena memiliki beberapa ahli sejarah di kita yang mudah mudahan nanti dengan kontribusi para ahli yang ada di UPI ini, museum yang ada di sini semakin tertata semakin ini dan semakin menunjukkan eksistensinya sehingga nanti akan mendapatkan rekognisi mungkin bukan hanya secara regional di Jawa Barat tapi juga secara nasional bahkan internasional," ujarnya.

Di sisi lain dia terpukau karena Museum Prabu Siliwangi satu kesatuan dengan Ponpes Dzikir Al Fath. Sebab menurutnya, beragam hal yang ada di museum tersebut bukan hanya sekadar menjadi koleksi namun sebagai media dakwah, termasuk koleksi warisan budaya takbendanya seperti Boles, Ngagotong Lisung, dan pencak silat aliran Sang Maung Bodas.

Baca Juga: Ramai Penyelundupan Anjing Ilegal, DKP3 Pastikan Tidak Ada yang Dikirim dari Kota Sukabumi

"Kami itu bagaimana melihat kaitan museum dengan pendidikan dan kebudayaan di mana kita melihat museum itu kan menggambarkan bagaimana transformasi kebudayaan itu terjadi dari waktu ke waktu tapi di satu sisi juga museum ini bisa menjadi sarana dan wahana pendidikan yang memberikan edukasi," tutur Soleh.

"Alhamdulillah beliau (Fajar Laksana) itu orang yang mengintegrasikan antara pengetahuan agama dengan hal-hal yang sifatnya kontekstual di Indonesia sehingga ini menjadi sesuatu yang meaningful sesuatu yang punya identity bahwa Islam itu menjadi karomah di mana mana. Jadi memberikan keberkahan rahmatan lil alamin dan memberikan keberkahan kepada kita di mana pun dan ini menjadi pelajaran hidup yang real," tandasnya.

Pendiri Museum Prabu Siliwangi sekaligus pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath, KH Fajar Laksana menambahkan, selama ini museumnya telah menjadi salah satu destinasi utama untuk pembelajaran kurikulum merdeka di Kota Sukabumi.

"Sekarang ada kurikulum merdeka menyebabkan sekolah wajib belajar di luar, oleh karena itu maka sekolah sekolah yang ada di Sukabumi sekarang memiliki tempat untuk belajar di museum," cetusnya.

Baca Juga: Potensi Bencana Rentan, Forkopimda Kota Sukabumi Bersihkan Sampah di Sungai Cimandiri: Ini Penjelasannya!

Dia pun mengapresiasi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bersedia untuk melakukan riset ilmu pengetahuan di Museum Prabu Siliwangi. Pihaknya juga bekerjasama dengan UPI untuk pengembangan Museum Prabu Siliwangi.

"Dukungan utamanya riset yang utama untuk museum benda benda yang ada di sini melakukan riset terhadap benda yang tangible (berwujud) maupun yang intangible (tak berwujud)," ucapnya.

"UPI di museum memiliki promosi yang cukup bagus. Dengan bantuan teknologi nanti kita akan belajar juga bagaimana museum UPI ini mengemas promosi museumnya menyatukan dengan unsur teknologi tadi," pungkasnya.***

Editor: Manaf Muhammad

Tags

Terkini

Terpopuler