Elon Musk Ancam Batal Beli Twitter, Ini Penyebabnya

7 Juni 2022, 12:49 WIB
Elon Musk mengancam akan batal membeli Twitter jika platform itu gagal menunjukkan data spam dan bot. /Reuters/Dado Ruvic/
 
MEDIA PAKUAN - Elon Musk memberi ancaman akan batal membeli Twitter apabila platform itu gagal melampirkan data mengenai spam dan akun palsu atau bot.
 
Dengan demikian kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS untuk Elon Musk mengakuisisi Twitter akan terancam batal.
 
Namun demikian ini bukanlah kali pertama Elon Musk mengancam akan membatalkan akuisisi dan membeli Twitter.
 
Baca Juga: Iran Kecam Pertemuan PM Israel dan Dirjen Badan Energi Atom Internasional
 
Bahkan peringatan melalui surat pengacara Elon Musk kepada chief legal officer Twitter, Vijaya Gadde sudah disampaikan dan juga sebagai tanda eskalasi juga menuduh Twitter telah melakukan "pelanggarann materi" terhadap kewajiban kesepakatan.
 
Elon Musk mengeluarkan ancaman ini ketika shaam teknologi yang sedang marak merosot, termasuk saham Twitter dan Tesla yang dipimpinnya.
 
Per Senin 6 Juni 2022, saham Twitter mengalami kemerosotan 1,5 persen di 39,57 dolar AS pada akhir periode perdagangan. Kendati demikian, ada 'diskon' sekitar 52,20 dolar AS dari angka yang disepakati.
 
Baca Juga: Ridwan Kamil Duga Eril Alami Kram Saat Hilang di Sungai Aare
 
Bukan itu saja, muncul kekhawatiran atas perlambatan ekonomi dan suku bunga yang lebih tinggi dalam menghadapi inflasi yang kini semakin bergejolak.
 
Di sisi lain, Twitter berdalih pihaknya sedang berupaya untuk meluruskan dan menyelesaikan kesepakatan sesuai dengan persyaratan yang telah disetujui.
 
"Twitter telah dan akan terus bekerja sama berbagi informasi dengan Musk untuk menyelesaikan transaksi sesuai dengan ketentuan perjanjian merger," kata Twitter dikutip dari Reuters, Selasa 7 Juni 2022.
 
Alasan Elon Musk mengancam akan membatalkan akuisisi Twitter lantaran tujuan utamanya adalah untuk menghapus 'bot spam' yang ada di platform berlogo burung biru tersebut.
 
Baca Juga: Jamaah Haji Indonesia dan Bangladesh Masuk Kloter Pertama Tiba di Arab Saudi
 
Pada pertengahan bulan Mei, Elon Musk juga telah menyampaikan melalui cuitnya bahwa kesepakatan akuisisinya terhadap Twitter untuk sementara ditahan.
 
Dia enggan melanjutkan penawarannya apabila perusahaan itu tidak bisa memberi bukti bahwa akun bot di Twitter hanya terdapat 5 persen secara keseluruhan.
 
Namun Elon Musk meyakini akun bot atau spam yang ada di Twitter sedikitnya ada 20 persen.
 
Baca Juga: Pengusaha di Ghana Ditangkap karena Ritual Pengorbanan Manusia
 
Sementara itu, peneliti independen telah memprediksi ada sekitar 9 hingga 15 persen dari seluruh pengguna twitter yang merupakan akun bot.
 
"Dia mencoba untuk menjauh dari kesepakatan Twitter, ini adalah kesempatan pertama," kata analis, Wedbush Dan Ives.
 
Elon Musk ternyata juga tak percaya dengan analisis Twitter sehingga dia meminta data yang real untuk melakukan analisis sendiri.
 
Baca Juga: Polda Metro Jaya Ungkap Pimpinan Khilafatul Muslimin: Abdul Qadir Baraja adalah Mantan Narapidana Terorisme
 
Apabila perkiraan perusahaan tersebut tak sesuai, Elon Musk harus melampirkan pelanggaran kesepakatan yang dilakukan Twitter.
 
"Cukup jelas bahwa Musk memiliki penyesalan telah membeli (Twitter) dan dia mencoba apapun untuk mendapatkan penurunan harga, dan saya pikir dia mungkin berhasil," kata Dennis Dick, seorang pedagang eksklusif di Bright Trading LLC.
 
Drama Elon Musk dan Twitter masih menunggu konfirmsi dari kedua pihak terkait untuk perkembangan selanjutnya.***
Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler