Berita Seputar BPPTKG : Sumber Tekanan Magma Gunung Merapi saat Ini Kedalaman I,3 Kilometer

3 Desember 2020, 14:38 WIB
Aktivitas hembusan asap putih Gunung Merapi terlihat di wilayah Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (16/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) per enam jam pada pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB terjadi 21 gempa guguran, 16 kali gempa hembusan, 65 kali fase banyak dan 12 kali gempa vulkanik dangkal. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/hp. /Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO

MEDIA PAKUAN - Balai Penyelidik Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengungkapkan bahwa sumber tekanan magma di Gunung Merapi saat ini mencapai kedalaman 1,3 Kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Baca Juga: Upadete Daftar Sektor Usaha yang Akan Dapat Bantuan Insentif, Subsidi Bunga dan Jaminan Kredit 2021

Penyelidik Bumi BPPTKG DIY Nurnaning Aisyah mengatakan terkait acuan data kecepatan deformasi atau perubahan bentuk tubuh Gunung Merapi yang diperkirakan dengan hasil ukur menggunakan Electronic Distance Measurement (EDM).

"Dari akhir Oktober sampai sekarang kami menduga bahwa sumber tekanan sudah relatif berada di lokasi yang lebih dangkal dibandingkan periode sebelumnya," ujarnya di Siaran Informasi BPPTKG yang ditayangkan melalui akun Youtube BPPTKG, Rabu, 2 November 2020.

Nurnaning menjelaskan laju deformasi Gunung Merapi yang masih berlanjuk hingga saat ini sejak Juni 2020, dan kecepatan deformasi itu kemudian dibagi menjadi enam periode.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi! Ini yang Dilakukan Tim Tanggap Darurat PVMBG dan Personel PMI

Pada periode satu sampai tiga sejak Juni hingga pertengahan Oktober 2020, Kecepatan deformasi menunjukan lokasi sumber tekanan yang berada di kisaran 5,9 km di bawah puncak.

Kemudian, pada periode keempat, kelima, dan keenam yang berlangsung sejak akhir Oktober hingga 2 Desember 2020 tekanannya berubah menjadi 1,3 km di bawah puncak.

Menurutnya, hal tersebut diperkuat dengan hasil pemantauan terakhirnya dengan memanfaatkan GPS (Global Positioning System) yang menyebutkan bahwa sumber dari tekanan di Gunung itu berada pada lokasinya yang terbilang cukup dangkal dengan kedalaman 1 sampai 2 km.

Baca Juga: Amanda Manopo Dituding Rebut Suami Orang dan Cinlok di Sinetron Ikatan Cinta, Begini Reaksi Billy Sy

Selain itu, Nurnaning juga mengatakan terdapat data pemantauan lain selain EDM dan GPS. Data lain yang dimaksudkan yaitu satelit sebagai memperkuat kian mendekatnya magma ke permukaan.

Berdasarkan hasil pengambilan foto melalui citra satelit, diduga adanya pengembungan atau pengangkatan area di puncak Merapi seluas 100.000 meter persegi.

"Ini sesuai dengan hasil EDM bahwa diduga ada migrasi magma dari sumber yang dalam menuju dangkal," kata dia.

Baca Juga: Pecahkan Rekor 750 Gol Terbarunya! Cristiano Ronaldo Selebrasi di Twitter

BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.

Selain itu, BPPTKG juga memberikan kabar terbaru mengenai Gunung Merapi yang saat ini telah mencapai level III atau Siaga sejak 5 November 2020.

Pada Senin 30 November 2020, Gunung Merapi kembali mengalami gempa guguran sebanyak 46 kali dalam periode pengamatan waktu tersebut yang dimulai pukul 00.00-24.00 WIB.

Baca Juga: Vaksin Covid 19 Segera Beredar, Interpol Himbau Selurug Negara Dunia Waspada atas Kejahatan Global

Selain gempa guguran, Gunung Merapi juga mengalami sebanyak 307 kali gempa hybrid atau fase banyak, 50 kali gempa hembusan, satu kali gempa tektonik, dan 31 kali gempa vulkanik dangkal.

Hal tersebut dijelaskan secara langsung melalui keterangan resmi Kepala BPPTKG Hanik Humaida di Yogyakarta Selasa 1 November 2020.

Sesuai dari hasil pengamatan secara visual, munculnya asap berwarna putih yang terlihat keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian 20 meter diatas puncak.

Baca Juga: Sudahkah Anda dapat BLT BPJS Ketenagakerjaan Ternim 2? Jika Belum Ini ada Ternim 3 jangan lewat lagi

Dalam periode pengamatan di waktu yang sama, Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Babadan juga melaporkan bahwa Gunung Merapi mengeluarkan suara guguran satu kali dengan intensitas sedang.

Pengamatan Gunung Merapi diukur menggunakan Electronic Distance Measurement (EDM) Babadan rata-rata 11 cm per hari (dalam tiga hari).

Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Guung Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dianjurkan untuk segera dihentikan.

Baca Juga: Deretan Kondisi Gunung Merapi di Indonesia Saat Ini Berstatus Siaga, Perlu Kita Waspadai

BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan aktivitas di KRB III,

BPPTKG telah menaikan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga sejak 5 November 2020.

Pihak BPPTKG telah menaikkan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Himbauan bagi penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi untuk segera dihentikan.

Baca Juga: Cara Mudah Daftar Offline BLT Banpres UMKM Rp2,4 Juta dengan Mudah, Dipastikan Terdaftar BPUM

Alasannya daerah tersebut dikonfirmasi Kawasan Rawan Bencana (KRB) III.

Terkait mendengar kondisi Gunung Merapi saat ini, Palang Merah Indonesia (PMI) berinisiatif untuk bersiaga di beberapa titik yang terdampak bencana erupsi Gunung Merapi.

Ratusan Personel telah disiagakan untuk membantu pemerintah daerah setempat dalam proses penanggunlangan bencana agar dapat meminimalkan dampak dari erupsi tersebut.***

 

Editor: Popi Siti Sopiah

Tags

Terkini

Terpopuler