Network
MEDIA PAKUAN- baru populer sosoknya terpampang di uang pecahan Rp10 ribu. Namun, jasanya sangat besar bagi bangsa ini yang telah mempersatukan Papua dengan Indonesia.
Frans lahir di Pulau Biak 10 Oktober 1921 dari ayah yang bernama Albert Kaisiepo dan ibu Alberthina Maker.
Ayahnya memiliki garis keturunan kepala suku Biak Numfor yang membuatnya terdidik secara kolonial.
Baca Juga: Hal Kecil yang Dilakukan Belanda Ternyata Ampuh Tangkal Banjir
Ia dikenal salah satu elite terdidik di Papua angkatan pertama karena mengikuti Kursus Kilat Pamong Praja di Kota Nica (kini Kampung Harapan) pada 1945.
Pada 10 Mei 1946 ia mendirikan Partai Indonesia Merdeka di kampung halamannya Biak. Kemudian di Juli 1946 ia didelegasikan mengikuti konferensi Malino mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat.
Baca Juga: Ada Baiknya Berpikir Negatif Sebelum Bertindak
Perlawannya terhadap Belanda makin lantang, itu terbukti ketika ia mengganti nama Papua menjadi Irian yang berarti "Ikut Indonesia Anti Netherland".
Berlanjut di tahun 1948 ia menggerakkan masyarakat Biak melakukan perlawanan terhadap Belanda.
