"Nah, motivasi saya untuk kuliah di luar negeri yang paling utama adalah untuk mendapatkan suasana baru, pengalaman baru dan membangun jaringan atau relasi yang lebih luas," jelasnya.
Selain itu, pesan dari sang kyai di pesantren tempatnya menimba ilmu sebelum berangkat ke Mesir juga membuat tekadnya semakin kuat.
Sang kyai berpesan kepada para santrinya agar membangun jaringan atau relasi yang seluas-luasnya.
Salah satu tempat yang menjadi kiblat berbagai ilmu ke-islaman kata Musona, yakni Al Azhar.
"Sering saya mendengar ketika masih menjadi santri di pesantren, bahwa Al Azhar dikatakan sebagai kiblat imu-ilmu ke-islaman klasik maupun modern yang kemudian itu membuatnya memantapkan diri untuk menimba ilmu agama di sana, karena otentik dan langsung dari sumbernya," lanjutnya.
Karenanya, perempuan yang memiliki hobi traveling tersebut pun memotivasi serta mengajak kaum hawa agar bisa menempuh pendidikan setinggi mungkin.
Paradigma masyarakat yang selalu menjadikan perempuan sebagai kaum yang termarjinalkan, terpinggirkan, dan selalu diposisikan sebagai kaum kelas 2 dalam tatanan sosial harus dihilangkan, katanya.
"Sedangkan kedudukan status perempuan dalam kemanusiaan sejatinya adalah sama dan setara jika merujuk kepada sumber-sumber Islam yaitu Al-Quran dan Hadits.