Rinaldi Harley Korban Mutilasi Kerap Bagikan Pengalaman Hidupnya di Jepang

17 September 2020, 21:46 WIB
Korban Mutilasi bernama Rinaldy Harley Wismanu /PMJ/

MEDIA PAKUAN-Korban mutilasi Rinaldi Harley Wismanu (RHW) semasa hidupnya kerap membagikan pengalaman pribadinya selama tinggal di Jepang untuk melanjutkan pendidikannya program magister di Tokyo University.

Aktivitasnya tersebut dibagikan kepada khalayak melalui akun Youtube dirinya, namun pria yang dikenal bersahaja ini sudah tiada karena menjadi korban pembunuhan disertai mutilasi.Tubuhnya dimasukan ke dalam koper di apartemen Kalibata City ternyata berprofesi sebagai manajer HRD di perusahaan kontraktor PT Jaya Obayashi.

Dikutip dari berita Pangandaran.Pikiran-Rakyat.com berjudul "Intip Kehidupan Rinaldi Harley Wismanu di Jepang, Korban Mutilasi Sadis di Kalibata City" Ia dinyatakan hilang sejak 9 September 2020, namun baru dilaporkan pada kepolisian pada 12 September 2020 oleh Mohammad Arief Alfian Firdaus.

Baca Juga: Ribuan Warga Korea Selatan Tewas Akibat Serangan Flu Mematikan

Dalam keterangannya, ciri-ciri korban berkulit putih, hidung mancung, rambut hitam gelombang, tinggi badan kurang lebih 170 cm, dengan badan gemuk ideal.

Setelah ditelusuri, ternyata RHW tak hanya bekerja sebagai manajer HRD. Ia juga diketahui merupakan seorang YouTuber dan memiliki akun platform bagi para kreator video.

Melalui video dengan judul ‘Merantau di Negeri Sakura’ yang diunggah pada kanal Youtube IVS pada 6 Januari 2017, dia menceritakan seperti apa kehidupan pelajar di Jepang.

Baca Juga: Ini Tiga Bahaya Dampak Dari Menahan Buang Air Kecil

Seperti diketahui, dia merupakan mahasiswa magister di Tokyo University. Ren, panggilannya, tinggal di kota Fuchu, sebelah barat Tokyo dan sudah 6 tahun tinggal disana.

“Konnichiwa, halo Indonesia, apa kabar? Nama saya Ren perkenalkan, hari ini saya akan memandu teman-teman mengenai kehidupan pelajar di Jepang seperti apa,” ucapnya memperkenalkan diri pada awal video.

Dia merekam video tersebut dengan latar belakang kampus tempat dia menempuh pendidikan yaitu Tokyo University of Foreign Studies.

Baca Juga: Menteri BUMN Angkat Ida Bagus Purwalaksana Sebagai Wakil Komisaris Utama PT Asabri

Di awal, dia juga sedikit membahas mengenai sejarah kampusnya yang dibangun pada 1949 dan merupakan kampus yang tepat untuk belajar bahasa.

Hal pertama yang dia jelaskan adalah perpustakaan di kampusnya, menurutnya perpustakaan di Jepang lebih nyaman dibandingkan Indonesia.

Saat musim panas dan dingin dia sering ke sana karena saat musim panas perpustakaannya sejuk, sedangkan musim dingin ada penghangat ruangannya.

Dia mengatakan jika tempat favorit di perpustakaan kampusnya adalah ruang komputer karena jika dia lelah membaca buku bisa tidur di sana.

Baca Juga: KAHMI Sukabumi Siap Bantu Pemerintah Pulihkan Ekonomi Akibat Pandemi

Selanjutnya, Ren memperlihatkan tempat tinggalnya selama tinggal di Jepang yaitu asrama yang cukup mewah dengan fasilitas lengkap.

“Kalau dibandingkan dengan kamar di Indonesia, kamarnya agak sempit hanya saja fasilitas yang ada sudah komplit,” ucapnya sambil menelusuri kamarnya.

Melalui videonya, dia menunjukan dari mulai dapur, kamar mandi, tempat tidur, tempa menjemur pakaian, hingga caranya belajar seperti apa.

Saat datang ke Jepang, dia mengatakan jika sangat menyukai shoyu yaitu kecap asin dan goma abura untuk salad.

Baca Juga: Populasi Lansia di Jepang 800 Ribu Lebih, Umur 117 yang Tertua

Di penghujung video, dia memesan makanan di warung bento tempat dia makan.

“Ini yang paling paling enak, yakiniku sapi. Bismillahirrahmanirrahim, itadakimasu,” ucapnya sebelum mulai makan.

Setelah mengetahui jika Ren menjadi korban mutilasi, banyak ucapan belasungkawa di kanal YouTubenya.***

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler