Pemerintah Dongkrak Sistem Peringatan Dini Tercepat untuk Menghadapi Fenomena La Nina

- 15 Oktober 2020, 07:25 WIB
Presiden Joko Widodo memimpin Rapat Terbatas “Antisipasi Bencana Hidrometeorologi”, di Istana Merdeka, Jakarta, belum lama ini.
Presiden Joko Widodo memimpin Rapat Terbatas “Antisipasi Bencana Hidrometeorologi”, di Istana Merdeka, Jakarta, belum lama ini. /Teguh/Humas Setkab

MEDIA PAKUAN - Pemerintah tengah meningkatkan sistem peringatan dini atau Early Warning System yang mampu menyebarkan peringatan lebih cepat ke seluruh daerah.

Langkah ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengantisipasi dampak dari fenomena La Nina yang berpotensi melanda wilayah Indonesia, beberapa waktu kedepan.

Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menerangkan peningkatan sistem peringatan dini ini ditujukan agar bisa mengurangi kemungkinan keterlambatan dalam penanganan bencana alam.

Baca Juga: PT Gudang Garam Digoyahkan Pandemi Covid-19, Tahun Ini Pendapatan Merosot Hingga 10,75 Persen

“Jadi dibangun satu sistem yang betul-betul early warning-nya itu memang bisa bekerja dengan cepat. Berapa menit apa berapa detik sudah bisa ketahuan kalau ada tsunami dan sebagainya,” kata Menko Luhut seperti dikutip dari situs Setkab.

Selain meningkatkan sistem peringatan dini, Luhut juga mengimbau masyarakat untuk turut mengantisipasi dampak bencana yang dipicu oleh fenomena La Nina di kawasan Pasifik.

Caranya, kata Luhut, masyarakat harus memerhatian setiap peringatan yang disebarluaskan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofiska (BMKG).

Baca Juga: Para Pendemo Omnibus Law Bawa Ketapel hingga Golok Polda Metro Jaya Amankan 1.377 Orang

“Jangan sampai masyarakat tidak menuruti warning (peringatan) yang sudah disebarluaskan oleh BMKG,” ujarnya.

Sementara itu Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan pada bulan Oktober hingga November mendatang, sebagian besar wilayah Indonesia terkena fenomena La Nina, kecuali wilayah Sumatra.

“Meskipun tidak terkena La Nina, Sumatra itu tanpa La Nina kategorinya curah hujan bulanan itu tinggi yakni bisa mencapai lebih dari 400 milimeter per bulan," terang Dwikorita dalam rapat terbatas yang digelar secara virtual pada Selasa, 13 Oktober 2020.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Menduga Penangkapan Delapan Aktifis KAMI Berkaitan dengan Penyadapan Gawai

rapat terbatas tentang persiapan penanganan bencana hidrometeorologi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (13/10/2020).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Ingatkan Peningkatan Potensi Bencana di Musim Hujan", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/10/13/10334131/jokowi-ingatkan-peningkatan-potensi-bencana-di-musim-hujan.
Penulis : Rakhmat Nur Hakim
Editor : Bayu Galih

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Puncak La Nina, diperkirakan terjadi di bulan Desember yang terkena diwilayah Indonesia bagian tengah, di antaranya Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua Barat bagian utara.

“Puncak musim hujan Januari-Februari dan La Nina ini puncaknya Desember. Sehingga kita perlu mewaspadai puncak La Nina dan musim hujan ini dalam kisaran Desember, Januari, dan Februari ini,” pungkas Dwikorita.

Dalam rapat terbatas ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengintruksikan para menterinya untuk bisa mengantisipasi dampak fenomena cuaca La Nina.

Baca Juga: Wow! Perkawinan Usia Anak di Sukabumi Terindikasi Masih Marak Dilakukan Dibawah Tangan

“Dampak dari La Nina ini terhadap produksi pertanian, agar betul-betul dihitung serta terhadap sektor perikanan dan juga sektor perhubungan,” kata Jokowi.

Lebih lanjut Jokowi menyampaikan fenomena La Nina diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi sebesar 20-40 persen di atas normal jumlah curah hujan bulanan di Indonesia.

“Peningkatan curah hujan 20-40 persen bukan kenaikan yang kecil,” ungkapnya.

Baca Juga: Elvy Sukaesih Mengaku Trauma Harus Dirawat Selama 20 Hari Akibat Positif Covid-19

Ia memerintahkan kepada jajarannya agar informasi mengenai perkembangan cuaca disampaikan secepatnya kepada seluruh provinsi dan daerah.

“Saya juga minta supaya disampaikan, disebarluaskan informasi mengenai perkembangan cuaca secepat-cepatnya ke seluruh provinsi dan daerah," tegas Jokowi.
 
"Sehingga tahu semuanya sebetulnya curah hujan bulanan ke depan ini akan terjadi kenaikan seperti apa,” imbuhnya.***

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: setkab


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah