Menko Luhut Minta BPPT dan Bio Farma Secepatnya Produksi Alat Uji Virus Corona

- 3 Oktober 2020, 13:01 WIB
Menko Marves Luhut B. Pandjaitan.
Menko Marves Luhut B. Pandjaitan. /Dok/Maritim.go.id

MEDIA PAKUAN - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT serta Bio Farma diminta secepatnya memproduksi alat PCR tes dan alat rapid test untuk memenuhi kebutuhan pemeriksaan dalam negeri.

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) daring pengembangan produk produk PCR dan tes rapid dalam negeri di Jakarta pada Jumat 2 Oktober 2020.

“Sekarang kita lihat BPPT dan Bio Farma untuk menyusun list apa saja yang dibutuhkan dan impor produk apa saja yang kita batasi,” katanya.

Baca Juga: Donald Trump Berakhir di Ruang Perawatan Khusus di Pusat Medis Militer Nasional AS

Langkah itu bertujuan agar kapasitas produksi domestik dapat terserap terlebih dahulu dan impor bila produksi dalam negeri tidak mencukupi.

“Oleh karena itu nanti BUMN kita dorong untuk membantu investasi dalam bidang ini,” tukasnya.

Menko Luhut minta agar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang turut mendorong agar industri dalam negeri bisa masuk di sektor farmasi.

Baca Juga: Indonesia Seharusnya Ikut Mendamaikan Azerbaijan dan Armenia

Disebutkannya alat tes PCR Bio Farma sudah bisa produksi 1.5 juta dan bisa naik 3.5 juta per bulan.

“Tapi yang betul-betul mesti diperhatikan adalah stok reagennya. Saya minta Pak Honesti (Dirut Bio Farma) agar reagen ini juga produksi dalam negeri," ungkap Luhut.

Produksi dalam negeri masih terbatas, sekarang bagaimana kita tingkatkan kapasitas itu,” tambahnya.

Reagen tersebut sangat diperlukan untuk ekstraksi yang digunakan dalam pengecekan spesimen karena berisi sejumlah senyawa kimia untuk mendeteksi SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit COVID-19.

Baca Juga: Dortmund Gagalkan Kesepakatan Pembelian Jadon Sancho oleh Manchester United

Sementara itu Kepala BPPT Hammam Riza yang juga hadir dalam rakor itu menyebutkan bahwa  tim gugus tugas BPPT untuk riset inovasi covid 19 telah siap  memproduksi beberapa produk penilaian secara massal.

“Beberapa produk yang digunakan untuk screening  seperti tes rapid telah dapat diproduksi secara massal,” jelas Hammam.

Melalui kerja sama dengan PT Prodia, PT Tempo Scan Pasific dan PT Padma, maka BPPT telah mampu meningkatkan produksi tes rapid hingga lebih dari 2 juta alat per bulan.

“Bila kita ingin memenuhi kebutuhan yang proyeksinya 6 juta per bulan dengan asumsi 200 tes per hari kali 30 hari,” urainya.

Baca Juga: Pembangunan Sirkuit Mandalika Ditarget Rampung dalam Sembilan Bulan Kedepan

Lebih jauh, Hammam juga menjelaskan bahwa BPPT telah berhasil membuat alat tes PCR.

“Alat PCR kit yang kita awali bersama pada Bulan Maret bersama dengan startup biomolekuler milik Bio Farma sekarang berhasil memasuki generasi yang kedua dengan menggunakan metode multiplex berbeda dengan simulfex karena tingkat akurasi dan kecepatannya,” beber Hammam.

Menurutnya, BPPT dan Bio Farma telah mampu produksi alat PCR kapasitas 1.5 juta per bulan.***

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Maritim.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah