Network
MEDIA PAKUAN - Viral di media sosial terkait aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) disinyalir terjadi panyalahgunaan yang melibatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI bekerjasama dengan Institut teknologi Bandung (ITB).
Terkait kontroversi sirekap tersebut pihak ITB sampai saat ini masih tutp mulut, padahal di seluruh media dan media sosial sudah terbuka ke publik bahwa Sirekap KPU yang dibuat atasa kontra dengan ITB dan digunakan untuk merekayasa hasil Pemilu.
Hingga saat ini publik merasa heran dengan diamnya pihak ITB terkait kasus itu, dampak kebisuan pihak ITB publik mengkritis ITB dan KPU .
Kenapa ITB diam saja? ataukah ada sesuatu ? tulis Jubir 01 Muhammad Said Didu di akun platfrom X (Twitter). Senin ( 4/3)
Sudah terbuka ke Publik bhw Sirekap @KPU_ID yg dibuat atas kontrak dg ITB @itbofficial hancur dan digunakan utk merekayasa hasil Pemilu.
Kenapa @itbofficial diam saja ?
Atau ada sesuatu ?— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) March 4, 2024
Melansir dari Antara dan Pikiran-rakyat Wartawan sudah berupaya meminta penjelasan kepada ITB, namun hinggaberita ini dimuat (4/3/2024), pihak ITB masih enggan memberikan keterangan resminya. Petugas jaga di Gedung Rektorat ITB pun berdalih, pihak berwenang tidak bisa dimintai keterangan dengan alasan hari libur.
Terakhir, Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) juga melaporkan Rektor ITB kepada Bareskrim Polri terkait pengembangan aplikasi milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) tersebut.
Bahkan, Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Naomi Haswanto pun tak kunjung merespons saat dimintai keterangan baik melalui pesan WhatsApp maupun telepon.
Diketahui, aplikasi Sirekap dikembangkan pertama kali pada 2020 oleh ITB. Pada 2021, KPU membuat nota kesepahaman dengan ITB soal pengembangan teknologi Sirekap.
