Cawapres Muhaimin Iskandar Gagas Bangun 40 Kota Selevel Jakarta, Pakai Sulit Terwujud: Ini Penjelasannya

- 23 Desember 2023, 10:35 WIB
Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menyampaikan gagasannya saat debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Debat kedua Pemilu 2024 diikuti tiga cawapres yang mengangkat tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.
Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menyampaikan gagasannya saat debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Debat kedua Pemilu 2024 diikuti tiga cawapres yang mengangkat tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom. /AKBAR NUGROHO GUMAY/ANTARA FOTO

 
 
MEDIA PAKUAN - Pakar Tata Kota Yayat Supriatna menilai gagasan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1,  Muhaimin Iskandar membangun 40 kota baru selevel Jakarta merupakan langkah yang berat untuk diwujudkan.

"Untuk bangun 40 kota seperti Jakarta itu, berat sebetulnya karena tiap kota punya tipologi yang berbeda, yaitu kota metropolitan, kota besar, kota sedang bahkan kota kecil," jelas pakar dari Universitas Trisakti itu kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu 23 Desember 2023.

Yayat mengungkapkan untuk saat ini sudah ada 10 kota metropolitan yang telah disiapkan. 
 
 
Menurutnya, untuk bisa mencapai level seperti Jakarta, tentu bukan hal mudah terlebih karena kapasitas fiskal Jakarta yang sangat besar.

"Memang Jakarta ini fiskalnya mampu, tapi yang jadi masalah, Jakarta itu kota metropolitan dengan kekuatan modal yang mandiri,"tuturnya.

Sementara itu,ia juga menilai jika disandingkan dengan kota lainnya, tentu akan sulit membangun kota sebesar dan semasif Jakarta dalam waktu singkat.

"Komparasinya tidak apple to apple," katanya.

Alih-alih mengambil perbandingan dengan Jakarta, Yayat mengatakan calon pemimpin yang akan berkontestasi di Pemilu 2024 dapat mengambil komparasi kota dengan kualitas hidup yang lebih baik.
 
Baca Juga: Personil PPA Polres Sukabumi Bekuk Sopir Angkot, Aniaya hingga Nyaris Perkosa Penumpang: Simak Kronologisnya

Pengamat tata kota Universitas Trisakti itu menyebut Jakarta bukan contoh yang baik. Menurut Yayat, jika dilihat secara Key Performance Indicator (KPI), Jakarta belum memenuhi syarat kota layak.
 
Misalnya dari aspek penyediaan kebutuhan air minum, bebas kemacetan, pengelolaan kebutuhan rumah hingga fasilitas pendukung seperti kesehatan.

"Sebetulnya yang kita ingin bangun adalah kota yang punya kapasitas untuk melayani kebutuhan publik secara lebih terstandardisasi. Itu yang kita cari, bagaimana kita mengembangkan konsep kota yang betul-betul siap mendukung kualitas hidup yang lebih baik," ujar Yayat.
 
Baca Juga: Viral di Medsos Kasus KDRT Anggota Polisi, Akhirnya Polres Sukabumi Kota Buka Suara: Simak Penjelasannya

Sementara dalam debat kedua yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat 22 Desember 2023 malam.
 
Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar mengatakan sebagai bagian dari pembangunan nasional, pembangunan infrastruktur perkotaan yang memadai sangat dibutuhkan.
 
Bahkan ia juga meyakinkan jika dibutuhkan pemerataan pembangunan untuk bisa mengurai kepadatan penduduk demi mewujudkan kenyamanan hidup lebih baik.

"Kami memiliki satu tekad bahwa di dalam pemerintahan yang akan datang, minimal harus dibangun 40 kota baru yang selevel dengan Jakarta.
 
Dengan kemampuan menampung jumlah penduduk, memberikan sarana dan prasarana yang memadai sekaligus kemampuan untuk terjaganya lingkungan untuk sehat, termasuk kehidupan yang memberikan kenyamanan bagi penduduknya," katanya.***
 
 
 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah