Benarkah Peserta KTT Perubahan Iklim atau COP28 di Dubai Uni Emirat Arab, Walk Out Saat Jokowi Pidato ?

- 6 Desember 2023, 19:36 WIB
Presiden Joko Widodo di World Climate Action Summit (WCAS) pada COP28  di Dubai, UEA, 2 Desember 2023.
Presiden Joko Widodo di World Climate Action Summit (WCAS) pada COP28 di Dubai, UEA, 2 Desember 2023. /Tangkapan layar

MEDIA PAKUAN - Beredar kabar bahwa ada peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim atau COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada Sabtu 2 Desember 2023, terlihat meninggalkan ruangan saat Presiden Indonesia Joko Widodo menyampaikan pidatonya.


Lalu benarkah dan siapa saja peserta yang walk out itu, usut punya usut ternyata para peserta tersebut  terdiri dari delegasi NGO Global seperti Green Peace, Walhi, Save Borneo dan NGO lainnya.

 

Berdasarkan informasi yang dirangkum, para peserta tersebut walk out karena apa yang di klaim oleh Jokowi terkait lingkungan di Indonesia sangat bertolak belakang dengan fakta yang terjadi.

Walhi Indonesia  disitus reminya menyebut Jokowi mengklaim berbagai keberhasilan Indonesia mulai dari pengurangan emisi sebesar 42 persen, pengurangan angka deforestasi, transisi energi, hingga transisi ekonomi berkelanjutan.

 

 
Walhi menuduh klaim-klaim keberhasilan Jokowi tersebut dilebih-lebihkan, penuh mimpi dan kontradiktif dengan kebijakan dan aksi iklim yang sedang dijalankan pemerintah.

 

 


Sementara Green Peace Indonesia menilai Presiden Jokowi terus menutup mata atas kegagalan food estate, yang meminggirkan hak-hak masyarakat lokal dan masyarakat adat, menghilangkan keragaman pangan lokal, dan hanya akan memperparah krisis iklim.


Green Peace juga menyebut di forum Transforming Food Systems in the Face of Climate Change COP28 ini, Jokowi malah meminta dukungan dana dan teknologi untuk pengembangan food estate.


Proyek food estate adalah kegagalan massal Presiden Joko Widodo dan para menterinya, khususnya dalam menjaga komitmen iklim selama menjalankan program pemerintahan selama dua periode ini.

 

 


Proyek tersebut mengabaikan hak-hak generasi mendatang atas lingkungan hidup yang sehat ini, menjadi kegagalan para wakil rakyat di DPR dalam menjalankan fungsi pengawasan.


"Bukannya mengkritisi proyek ini sejak awal, para wakil rakyat baru bersuara ketika sikap partai mereka berseberangan dengan Presiden Jokowi di Pemilihan Presiden 2024."


Arie Rompas, Ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia menyatakan kebijakan tersebut harus dikoreksi oleh pemerintahan mendatang.


" Para capres-cawapres yang berlaga di Pilpres 2024 tak boleh memalingkan muka dari situasi ini. Food estate sudah gagal dan harus dihentikan,” tegasnya.***

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: Green Peace Walhi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah