Rudal terbaru ini diumumkan setelah kedatangan 6 pesawat pengangkut raksasa Y-20 dari Angkatan Udara China pada bulan April kemarin.
Selain rudal dan peluncur, kelengkapan radar dan kendaraan komando sistem pertahanan udara China ini terbilang kuat tetapi dengan terjangkau.
Pengamat mengatakan dengan jumlah 6 pesawat Y-20 itu berarti pengiriman skala besar. Rincian FK-3 yang dipamerkan, termasuk peluncur dan radar, menunjukkan keunggulan teknis dari jenis senjata ini sementara juga sangat terjangkau.
Pakar militer menilai struktur peluncuran landai juga lebih sederhana dan lebih ringan daripada sistem peluncuran vertikal.
FK-3 adalah satu-satunya rudal pertahanan udara di dunia yang menggunakan sistem panduan mode ganda yang menggabungkan perintah ditambah sistem panduan komposit radar homing semi-aktif dan sistem panduan komando seluruh jalur
Barat dan beberapa tetangga Serbia yang mengkhawatirkan penumpukan senjata di Balkan dapat mengancam perdamaian yang rapuh di kawasan tersebut, telah memulai kampanye kotor melawan Serbia.
"Namun itu adalah hak Serbia untuk memperkuat pertahanan nasionalnya dan melindungi dirinya sendiri dengan senjata yang bersifat defensif seperti rudal pertahanan udara," kata para analis.
Pada 24 Maret 1999, NATO melakukan pengeboman selama 78 hari terhadap Yugoslavia, yang menyebabkan ribuan korban termasuk tiga warga negara China.
Selain rudal dan peluncur, kelengkapan radar dan kendaraan komando sistem pertahanan udara China ini terbilang kuat tetapi dengan terjangkau.
Baca Juga: Ungkap Tujuan Operasi Khusus! Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov Sampaikan di Media Arab Saudi
Pada Sabtu kemarin Serbia Memamerkan FK-3, versi ekspor sistem rudal pertahanan udara HQ-22 China, saat latihan militer di Pangkalan Udara Batajnica dekat Beograd.
Dalam sambutannya Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan rudal China dan perangkat keras militer tersebut.
Dalam sambutannya Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan rudal China dan perangkat keras militer tersebut.
Tidak ditujukan untuk mengancam negara lain, namun untuk pertahanan negara terhadap penyerangan oleh pihak lain.
Sebelumnya publik dikejutkan dengan penerbangan 6 pesawat kargo raksasa, Y-20 China, selama penerbangan mereka dari China ke Serbia pada bulan April.
Kementerian Pertahanan Serbia merilis sejumlah gambar dan video yang menunjukkan FK-3, sejumlah peluncur rudal mobile, berbagai jenis radar yang sesuai, dan kendaraan komando.
Baca Juga: Pasca Aset Dibekukan Negara Eropa dan Amerika, Rusia Lakukan Balasan Penyitaan Aset Negara Musuh
Pengamat mengatakan dengan jumlah 6 pesawat Y-20 itu berarti pengiriman skala besar. Rincian FK-3 yang dipamerkan, termasuk peluncur dan radar, menunjukkan keunggulan teknis dari jenis senjata ini sementara juga sangat terjangkau.
Pakar militer menilai struktur peluncuran landai juga lebih sederhana dan lebih ringan daripada sistem peluncuran vertikal.
FK-3 adalah satu-satunya rudal pertahanan udara di dunia yang menggunakan sistem panduan mode ganda yang menggabungkan perintah ditambah sistem panduan komposit radar homing semi-aktif dan sistem panduan komando seluruh jalur
FK-3 sangat akurat pada jarak jauh dan pendek, dan sulit untuk diintervensi, kata ahli itu.
"FK-3 mampu menargetkan pesawat dan rudal musuh dari jarak lima hingga 100 kilometer pada ketinggian 50 meter hingga 27 kilometer, katanya.
Dengan kedatangan perangkat militer ini menjadikan Serbia sebagai operator pertama rudal China di Eropa.
Barat dan beberapa tetangga Serbia yang mengkhawatirkan penumpukan senjata di Balkan dapat mengancam perdamaian yang rapuh di kawasan tersebut, telah memulai kampanye kotor melawan Serbia.
Sistem pertahanan udara asal China dengan sistem radar array bertahap besar FK-3 dicurigai dapat melihat semua aktivitas pesawat NATO di dekat Serbia.
Baca Juga: 40 Negara Berkumpul di Pangkalan Amerika di Jerman Bersiap Menyerang, Rusia Siap Bertempur
"Namun itu adalah hak Serbia untuk memperkuat pertahanan nasionalnya dan melindungi dirinya sendiri dengan senjata yang bersifat defensif seperti rudal pertahanan udara," kata para analis.
Pada 24 Maret 1999, NATO melakukan pengeboman selama 78 hari terhadap Yugoslavia, yang menyebabkan ribuan korban termasuk tiga warga negara China.
Dua puluh tiga tahun kemudian, NATO yang dipimpin AS mengobarkan api krisis Ukraina sambil memfitnah China dengan tuduhan tak berdasar.***