MEDIA PAKUAN - Ramadhan menjadi salah satu bulan yang di nantikan semua orang, karena dengan datangnya bulan ramadan semua orang bersiap menyambut untuk mempersiapkan segalanya.
Dan karena moment ramadhan tersebut di manfaatkan dan di jadikan sesuatu incaran penjahat siber untuk menyebar jebakan berkedok promosi belanja dalam jaringan, salah satunya lewat phising.
Saat ini hampir semua orang akrab dengan pembelanjaan online, dan pembayaran elektronik adalah bagian penting dari kegiatan perayaan dan liburan.
Baca Juga: Disepakati! Qatar dan Indonesia Bantu Kemanusiaan Afganistan: Pasca Perang hingga Kekeringan
Hal tersebut juga dikatakan manajer umum Kaspersky di Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, dalam siaran pers, dikutip Media Pakuan dari Antara,Selasa 29 Maret 2022
Banyak keluarga yang menggunakan platform belanja online dan pembayaran elektronik untuk mempersiapkan segala keperluan Ramadhan, mulai dari makanan, pakaian, dan lain sebagainya.
Jika menggunakan dompet digital atau bank digital, kenali saluran komunikasi resmi platform tersebut.
Untuk aplikasi pembayaran, Kaspersky menyarankan menyalakan notifikasi agar pengguna bisa segera tahu ketika ada aktivitas yang mencurigakan lainnya.
Banyak keluarga yang menggunakan platform belanja online dan pembayaran elektronik untuk mempersiapkan segala keperluan Ramadhan, mulai dari makanan, pakaian, dan lain sebagainya.
Hal ini pun banyak di manfaatkan oleh para penjahat siber juga menggunakan momen ini untuk menyebarkan serangan phishing.
Dengan cara membuat tautan ke situs palsu untuk mengambil informasi terkait korban-korbannya.
Tiong melihat teknik penyebaran phishing tersebut belakangan ini bukan lagi secara acak, namun penjahat siber memperhatikan tren dan hari besar lokal.
Tiong melihat teknik penyebaran phishing tersebut belakangan ini bukan lagi secara acak, namun penjahat siber memperhatikan tren dan hari besar lokal.
Tidak hanya itu, Email berisi phishing dan situs web palsu juga dipersonalisasi. Dari data Kaspersky untuk Indonesia menunjukkan ada penurunan pangsa pasar pengguna yang terkena upaya phishing, yaitu 3,9 persen pada 2021 dibandingkan 2022 yang mencapai dengan 11,6 persen.
Baca Juga: Hasilkan Banyak Uang dari Gadis Arab Saudi, Sopir Indonesia sampai Lakukan Hal Ini Kepada Majikan
Meskipun penurunan jumlah serangan phishing hal itu juga tidak membuat perkembangan dunia digital lebih aman.
Meskipun penurunan jumlah serangan phishing hal itu juga tidak membuat perkembangan dunia digital lebih aman.
Ketika permintaan belanja online semakin tinggi, maka hal yang sama dilakukan juga sejumlah orang untuk serangan phishing.
Penelusuran Kaspersky secara umum menunjukkan halaman phishing paling sering dirancang untuk meniru toko online yaitu sekitar 17,61 persen.
Penelusuran Kaspersky secara umum menunjukkan halaman phishing paling sering dirancang untuk meniru toko online yaitu sekitar 17,61 persen.
Kemudian diikuti dengan portal internet global 17,27 persen, lanjut sistem pembayaran sekitar 13,11 persen dan perbankan 11,11 persen.
Untuk itu di himbau agar tidak terkena phishing, jangan pernah mengeklik tautan yang tidak jelas Baik melalui pesan instan, SMS atau email, terutama jika tidak kenal dengan pengirimnya.
Untuk itu di himbau agar tidak terkena phishing, jangan pernah mengeklik tautan yang tidak jelas Baik melalui pesan instan, SMS atau email, terutama jika tidak kenal dengan pengirimnya.
Jika menggunakan dompet digital atau bank digital, kenali saluran komunikasi resmi platform tersebut.
Serta kenali terlebih dahulu nomor telepon, situs, email maupun akun pesan instan yang di dapat.
Untuk aplikasi pembayaran, Kaspersky menyarankan menyalakan notifikasi agar pengguna bisa segera tahu ketika ada aktivitas yang mencurigakan lainnya.
Serta menyalakan juga autentikasi dua lapis (two-factor authentication) untuk memberi perlindungan tambahan pada akun yang kita miliki. Jangan pernah membagikan kode one-time password atau OTP kepada orang lain.
Jika benar-benar menharuskan membagi akses akun ke pihak ketiga, pastikan ia adalah pihak yang bisa dipercaya. Terakhir, saat berbelanja online, hindari melibatkan emosi supaya tidak terjebak penipuan online.
Misalnya, seperti potongan harga atau diskon untuk perayaan tertentu seringkali diadakan dalam waktu yang terbatas.
Selalu berpikir dua kali ketika berbelanja online untuk menghindari risiko penipuan.***
Selalu berpikir dua kali ketika berbelanja online untuk menghindari risiko penipuan.***