Network
MEDIA PAKUAN - Badan Keamanan dan Infrastruktur Siber (CISA), Biro Investigasi Federal (FBI), dan Badan Keamanan Nasional (NSA) memepringatkan bahwa hacker di bawah pemerintahan Rusia tengah menargetkan Kontraktor pertahanan Amerika Serikat.
Pernyataan tersebut dirilis pada hari rabu 16 februari 2022. peringatan tersebut menargetkan kontraktor pertahanan yang telah dibersihkan (CDC) dan subkontraktor yang mendukung Departemen Pertahanan (DoD) di berbagai bidang.
Target yang termasuk tersebut diantaranya pengembangan senjata dan rudal, desain kendaraan dan pesawat, pengawasan dan pengintaian, dan sistem komunikasi tempur. Entitas yang disusupi termasuk kontraktor yang mendukung program Angkatan Darat AS, Angkatan Udara, Angkatan Laut, Angkatan Luar Angkasa, Departemen Pertahanan, dan Intelijen.
Baca Juga: Galak! Disapa oleh Perempuan, Fadly Faisal Kena Omel Netizen
CISA mengatakan Hacker Rusia diketahui telah memperoleh informasi rahasia yang sensitif, teknologi yang dikendalikan ekspor. Walaupun tidak menyebutkan dokumen rahasia yang dicuri, rincian menunjukkan bahwa sifat informasi memberikan info penting tentang operasi militer AS.
Dalam keadaan normal, teknologi yang tunduk pada undang-undang kontrol ekspor memerlukan lisensi untuk dirilis ke entitas asing, yang memerlukan persetujuan dari pemerintah AS.
“Informasi yang diperoleh memberikan wawasan yang signifikan tentang pengembangan platform senjata AS dan jadwal penyebaran, spesifikasi kendaraan, dan rencana untuk infrastruktur komunikasi dan teknologi informasi,” kata teks peringatan itu. “Dengan memperoleh dokumen internal dan komunikasi email eksklusif, musuh mungkin dapat menyesuaikan rencana dan prioritas militer mereka sendiri, mempercepat upaya pengembangan teknologi, memberitahu pembuat kebijakan luar negeri tentang niat AS, dan menargetkan sumber potensial untuk perekrutan.”
Baca Juga: Aktor Ahn Bo Hyun akan Bermain Bersama Ahn Bo Hyun dalam Drama Baru 'Military Prosecutor Doberman'
Dalam waktu dekat FBI, NSA, dan CISA mengantisipasi hacker yang disponsori negara Rusia akan terus menargetkan kontraktor pertahanan untuk mendapatkan informasi selanjutnya
