Podcast Deddy Corbuzier, Mentri Luar Negri Retno Marsudi 'Stop War Turunkan Tensi!'

- 8 Maret 2022, 16:22 WIB
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menjelaskan sikap Pemerintah Indonesia terhadap konflik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menjelaskan sikap Pemerintah Indonesia terhadap konflik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia. /Tangkap layar YouTube Deddy Corbuzier
 
MEDIA PAKUAN- Deddy Corbuzier kembali menghadirkan bintang tamu dalam Podcastnya yakni seorang Menlu RI
 
Deddy Corbuzier mengundang Mentri Luar Negri Retno Marsudi.
 
Dalam pembahasannya yang di kutip melalui kanal YouTube Deddy Corbuzier bersama Retno Masudi pada Selasa 8 Maret 2022.
 
 
 
"Dalam perkembangan beritanya saat ini banyak sekali pemberitaan yang mengandung Hoax mengenai berbagai hal," ungkap Deddy mengawali pembicaraan.
 
"Mengenai Ukraina dan Rusia, apa ada orang Indonesia yang berasa di sana?" lanjut Deddy langsung.
 
 
"Dan apakah orang-orang kita sudah diselamatkan dari sana?" lanjut Daddy
 
"Ada, ada orang Indonesia di sana," jawab Retno Masudi.
 
"Jumlahnya memang tidak ribuan dan tidak banyak, tetapi bagi kami satu nyawa saja sangat berharga dan tinggi harganya," tegas Retno 
 
 
Retno menjelaskan "Dari awal kita berusaha mengeluarkan WNI ketempat aman terlebih dahulu dulu," ungkapnya.
 
"Pada serangan pertama tanggal 24 Februari 2022, kemudian tanggal 27 Februari sudah dilakukan evakuasi pertama, kemudian diikuti evakuasi kedua pada 28 Februari," jelas Retno.
 
Pada tanggal 1 hingga 3 Maret sebagian WNI sudah kembali ke Indonesia.
 
 
Namun masih ada yang berada disana, dan saat ini berfokus pada 9 WNI yang masih berada di daerah pertempuran dan tidak bisa memungkinkan kita melakukan Evakuasi.
 
Retno menjelaskan mengenai proses evakuasi yang di lakukan pada Deddy.
 
Dalam setiap proses evakuasi memerlukan strategi dan rapat di internal dengan menyiagakan para duta besar yang ada saat ini.
 
Kemudian mengajak teman-teman yang ingin di evakuasi melalui sebuah rencana yang dirancang.
 
Namun pada perjalanannya tidak semulus rencana yang telah di susun, ada saja halangan seperti wajib militer bagi warga sipil disana, sehingga mengakibatkan perjalanan terhambat.
 
Selain itu ada jalur yang dilalui tanpa direncanakan mengalami kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilewati dan resiko tinggi.
 
Sehingga perjalanan pun harus kemudian terhambat dan mencari kembali jalur untuk merubah rencana.
 
Di Ukraina sendiri masih ada WNI yang enggan untuk di evakuasi dengan alasan ia menikah dengan warga setempat dan tidak memungkinkan untuk ikut dan lebih memilih menetap.
 
"Sebaiknya Indonesia jernih melihat situasi untuk semua orang lebih baik turunkan tensi, apa yang kita bisa, kita lakukan," ungkapnya.
 
"Kita memiliki tanggung jawab untuk menurunkan tensi, karena ratusan nyawa hilang setiap sepuluh harinya, ratusan nyawa luka-luka, 1,3 juta jiwa harus mengungsi akibat peperangan," jelas Retno yang tampak bersedih mengingat hal itu.
 
 
"Saya harap semua berkontribusi menurunkan tensi (ego) Stop the war. Kita mulai dengan prinsip tidak ada perang. Bila perlu di stop!" ungkapnya.
 
"Peperangan itu tidak membawa manfaat apapun dan peperangan malah membawa kesengsaraan," jelas Retno pad Deddy.
 
Peperangan ini banyak berdampak pada semua negara seperti halnya jumlah pengungsi pada negara terdekat seperti Eropa.
Masalah Energi seperti minyak di dunia, memungkinkan harga gas melambung tinggi, dan pada gandum naik.***
 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: https://youtu.be/ZEpuYGanK0Y


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x