Pertemuan Pertama W20 di Likupang Hasilkan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

- 16 Februari 2022, 18:07 WIB
Chair Women20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi (dua kiri), Plt. Kadis Kominfo Minahasa Utara, Hanny T. Tambani (dua kanan), Co-Chair Women20 Indonesia, Dian Siswarini (kanan) saat memaparkan agenda pertemuan W20 di sebuah stasiun radio di Manado, Senin, 14 Februari 2022.FOTO ISTIMEWA.
Chair Women20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi (dua kiri), Plt. Kadis Kominfo Minahasa Utara, Hanny T. Tambani (dua kanan), Co-Chair Women20 Indonesia, Dian Siswarini (kanan) saat memaparkan agenda pertemuan W20 di sebuah stasiun radio di Manado, Senin, 14 Februari 2022.FOTO ISTIMEWA. /

Ketiga, memastikan perempuan menjadi fokus utama pemulihan Covid-19 di tengah KTT G20.

Sebelumnya, pada sesi pembukaan, Selasa, 15 Februari 2022, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Bintang Puspayoga menyampaikan , wabah Covid-19 telah berdampak hampir di semua aspek kehidupan, termasuk perempuan.

Baca Juga: Tim Aerobatik TNI AU Tampilkan 14 Manuver Memukau di Singapore Air Show 2022

Data dari 10 negara menunjukkan bahwa laporan mengenai kekerasan dalam rumah tangga meningkat 25 persen - 111 persen pada bulan pertama pandemi.

Permasalahan ini turut menimbulkan biaya sosial dan ekonomi yang signifikan. Di beberapa negara, kekerasan terhadap perempuan diperkirakan merugikan negara hingga 3,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau dua kali lipat dari yang dikeluarkan sebagian besar pemerintah untuk pendidikan.

“Karena itu, perempuan perlu berdaya, memiliki kemampuan untuk menghadapi kesulitan, dan berdaya mengatasi hambatan yang dikenakan pada mereka oleh norma-norma sosial budaya, dan stereotype serta tantangan lainnya, seperti ketidakamanan ekonomi, risiko, dan kerentanan, serta dampak diskriminasi”, jelas Bintang Puspayoga lebih jauh.

Dalam paparannya, Bathylle Missika selaku Head of Networks, Partnerships and Gender Division, OECD Development Center mengangkat tiga isu penting.  Social Institutions and Gender Index (SIGI) dan kolaborasi berkelanjutan dengan W20, penerapan lensa SIGI di seluruh masalah prioritas W20, dan kebijakan sensitif gender dalam konteks Covid-19.

Ia pun memberikan tiga rekomendasi yang bisa dilakukan dalam praktek berkelanjutan.

Pertama, memfasilitasi akses perempuan terhadap keuangan dan modal, termasuk dukungan untuk usaha yang dipimpin perempuan khususnya selama krisis Covid-19 saat ini. 

Kedua, memastikan program dan kebijakan yang memberikan solusi atas hambatan non-moneter untuk kewirausahaan. 

Halaman:

Editor: Hanif Nasution


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah