Pemicu Negara Tidak Maju, Daya Inovasi Negara Indonesia Kurang: Indrawan Berikan Penjelasan

- 17 Januari 2022, 21:02 WIB
Mengapa Indonesia Kurang Memiliki Daya Inovasi, Ini Penjelasan Indrawa Nugroho
Mengapa Indonesia Kurang Memiliki Daya Inovasi, Ini Penjelasan Indrawa Nugroho /

MEDIA PAKUAN - Ada Tiga kategori Negara Berdasarkan Konteks Inovasi atau keberhasilan dan kapasitas mereka dalam hal inovasi, yaitu Most Innovative Country, Innovative Country dan Least Innovative Country.

Lalu dimana sih posisi Indonesia berada, apabila dilihat dalam hal Inovasi dan digolongkan kedalam Negara Berdasarkan Konteks Innovative yang mana sih dari Tiga Kategori Negara Berdasarkan Konteks Inovasi.

Ada yang bisa menebak dimana posisi Indonesia di antara Tiga Kategori Negara Berdasarkan Konteks Inovasi?

Baca Juga: Makin Terpuruk! Persib Bandung Kini Kehilangan 4 Pemain Inti: Shin Tae Yong Merekrut Pemain Andalan

Untuk negara-negara asia saat ini Singapura, Korea Selatan dan Jepang adalah negara yang termasuk dengan Daya Inovasi yang tinggi atau Most Innovative Country dan mereka sudah bisa disebut negara maju.

Untuk kategori Innovative Country atau tingkat Inovasi yang sedang, Indonesia pun tidak sejajar dengan negara-negara lain seperti China, Malaysia, Thailand, Vietnam, Mongolia dan India.

Baca Juga: Persib Bandung Dikabarkan Siap Datangkan Striker Handal Persikabo 1973 Musim ini

Dimana negara-negara tersebut termasuk kedalam negara dengan kategori Innovative Country

Mungkin kita sebagai warga negara ini, harus bersedih karena negara kita termasuk kedalam Least Innovative Country.

Yaitu Negara yang paling tidak inovatif dan hanya mencapai urutan kedua belas diatas Srilangka.

Baca Juga: Meradang, Dimanakah Warga Muslimnya! Mesjid di Yunani Kini Jadi Toko Roti

Perlu kita ketahui bawah Indonesia  dari tahun 2018 sampai 2020, berturut-turut termasuk kedalam negara yang paling tidak inovatif. Bagaimana tanggapan kita sebagai orang Indonesia?

Dan sangat  disayangkan bukannya naik tetapi, pada tahun ini peringkat Indonesia dalam daya inovasi malah turun dan  menempati urutan ke 17, turun 5 peringkat dari tahun sebelumnya.

Menurut Dr. Indrawan Nugroho daya inovasi sebuah negara punya hubungan positif dengan pengembangan dari negara tersebut.

Baca Juga: MIRIS! Arab Saudi Bangun 2 Kota Wisata yang Dihindari Nabi Muhammad

“Negara-negara yang bekembang cenderung memiliki daya inovasi yang tinggi dan hal sebaliknya apabila tidak memiliki daya inovasi tidak akan atau sulit untuk berkembang,” kata Dr Indrawan Nugroho.

Dengan daya inovasi yang rendah atau kurangnya inovasi  akan menyebabkan negara kita untuk menjadi negara berkembang tertahan dan cenderung stagnan.

Setelah memaparkan data dari Global Innovation  Indeks, Dr Indrawan mengajak kita untuk melihat data lainnya yaitu data Global Competitiveness Indeks.

Baca Juga: 2 Kali Dikarantina! Ashanty Sembuh dari Covid-19 Pasca Terpapar di Turki: Unggah Hasil Tes Negatif

Yaitu mengukur daya kompetisi negara dengan negara lainnya dan saat ini peringkat negara kita berada pada posisi 45.

Meskipun data tersebut dikeluarkan pada tahun 2018, sayangnya lagi pada tahun 2019 harus turun menjadi peringkat 50.

“Hal ini menyedihkan, karena seperti Global Innovation Index, Global Competitiveness Indeks memiliki korelasi positif dengan Income yang diperoleh oleh negara itu,”kata Dr Indrawan.

Baca Juga: Wayne Rooney di Isukan Jadi Pelatih Everton, Setelah Rafael Benitez Dipecat dari Kedudukannya

Semakin tinggi daya saing atau kompetisi tinggi maka peluang sebuah negara tersebut memperoleh income akan semakin besar.

Indonesia dari sisi inovasi memang terlihat lemah dan membuat Indonesia kurang kompetitif dibandingkan negara-negara lainnya di dunia.

Apalagi saat ini Indonesia termasuk kedalam negara yang memiliki penghasilan menengah ke bawah dibandingkan dengan Negara-negara lainnya.

Baca Juga: Sempat Nyasar! Minyak Goreng dari Mendagri Didistribusikan: Antrian Warga di Pasar Pelita Kota Sukabumi

Menurut Dr. Indrawan, Indonesia secara market sudah siap untuk dimanfaatkan marketnya. Tetapi pelaku bisnis memiliki kekurangan yakni kurangnya bisa memanfaatkan pasar tersebut.

Dan hal tersebut menyebabkan pihak luar untuk menggarap market yang sudah ada dan kita yang ingin menjadi pebisnis hanya bisa melihatnya.

Dan pihak luarlah yang memperoleh keuntungan dengan adanya market yang akan menguntungkan mereka.

Tahun 2021 Indonesia harus kembali turun dalam urutan Global Competitiveness Indeks, yaitu menjadi urutan ke 87.

Baca Juga: Belum Move On! Netizen Masih Minta Nissa Sabyan Klarifikasi Isu Selingkuh dengan Ayus

Ini adalah hal sesuatu yang penting, apalagi penduduk Indonesia saat ini didominasi oleh golongan yang produktif.

Dr. Indrawan menjelaskan bahwa negara yang bisa memanfaatkan bonus demografi akan menjadi negara yang maju.

Contohnya jepang, korea, hongkong karena mereka bisa memanfaatkan jumlah produktif yang lebih produktif.

Lantas apakah Indonesia bisa memanfaatkan bonus demografi ini, sementara kemampuan Inovasi dan Kompetisi kita kurang.

Baca Juga: Ibu Kota Negara Jadi Pindah? Ini kata Menteri PPN: Usulan Jokowi Nama Nusantara Telah Disetujui

Kita tidak hidup di negara yang inovatif, tidak hidup negara yang kompetitif, lantas bagaimana mengangkat negeri kita menjadi negara ini naik menjadi negara maju, pernyataan Dr. Indrawan tersebut benar adanya.

Daripada berdebat melihat kondisi negara kita seperti, menurut Dr. Indrawan kita harus berpikir lebih positif dan fokus kepada apa yang bisa kita lakukan.

“Setiap orang di negara ini harus  ikut serta, ikut membangun inovasi dimanapun mereka berada. Mari kita bersama-sama semangat membangun inovasi untuk anak-anak kita dimasa depan,”turur Dr. Indrawan Nugroho.***

 

Editor: Ahmad R

Sumber: Youtube Dr. Indrawan Nugroho


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah