Sejarah Ditetapkan Hari Santri Nasional, Berlatarbelakang Para Tokoh Pelopor Resolusi Jihad Melawan Penjajah

- 21 Oktober 2021, 19:42 WIB
Mars Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021
Mars Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021 /Kemenag.go.id

MEDIA PAKUAN - Sejarah awal mula terbentuknya hari santri nasional di Indonesia yang diselenggarakan setiap tanggal 22 Oktober.

Hari Santri Nasional pertama kali diresmikan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo Pada tanggal 15 Oktober 2015 dan akan diperingati setiap tanggal 22 Oktober.

Penetapan itupun dituangkan dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 yang ditandatangani pada 15 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta.

Baca Juga: MU Tekuk Atalantan, Cristiano Ronaldo Buktikan Masih Memiliki Tendangan Maut

Dipilihnya  22 Oktober, karena merujuk pada satu peristiwa bersejarah yakni seruan yang dibacakan oleh pahlawan nasional KH. Hasyim Asy'ari pada tanggal 22 Oktober 1945.

Seruan itu berisikan perintah kepada umat Islam untuk berperang (jihad) melawan tentara sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca Proklamasi kemerdekaan.

Pasukan para Santri pada saat itu dipimpin oleh Seorang Ulama Besar tanah air yaitu Hadrotu Syekh  Hasyim Asy'ari .

Baca Juga: Protkes Diperketat, Pengunjung Bioskop Sukabumi Tak Memakai Masker Diancam Dihalau Keluar: Disediakan Wastafel

Hasyim Asy'ari menjabat sebagai Rais Akbar PBNU dan menetapkan Resolusi Jihad melawan pasukan penjajah di Surabaya, Jawa Timur dan bertepatan pada tanggal 21 dan 22 Oktober 1945.

Beliau menetapkan Resolusi jihad terhadap santri itu disaat pengurus NU Jawa dan Madura menggelar pertemuan di Surabaya.

Pertemuan tersebut dilakukan untuk menyatakan sikap setelah mendengar pasukan tentara belanda berupaya kembali untuk menguasai Indonesia dengan membonceng sekutu.

Baca Juga: Basarnas Jelaskan Sulitnya Temukan Korban Tenggelam di Pantai Palabuhanratu

Lewat Resolusi Jihad tersebut, kaum santri memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaya menentukan suatu sikap dan tindakan yang nyata.

Serta sebadan terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan Kemerdekaan dan Agama dan Negara Indonesia, terutama terhadap pihak Belanda dan kaki-tangannya.

Karena Bagi NU, baik Belanda maupun Jepang telah berbuat kezaliman di Tanah Indonesia.

Resolusi ini akhirnya membawa pengaruh yang sangat besar. Bahkan ada dampak besar setelah Hasyim Asy'ari menyerukan resolusi ini.

Baca Juga: Dua Oknum TNI Diduga Bantu Rachel Vennya Kabur dari Karantina, Kapendam: Akan Dilimpahkan ke Polisi Militer!

Hal ini kemudian membuat rakyat dan santri melakukan perlawanan yang sangat sengit dalam pertempuran yang terjadi  di Surabaya.

Perjuangan dari kalangan santri dan masyarakat ini kemudian akhirnya membuat semangat para pemuda dan Bung Tomo menjadi terbakar.

Sehingga dalam pertempuran tersebut, menewaskan pemimpin Sekutu Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby.

Mallaby tewas dalam pertempuran yang berlangsung pada 27-29 Oktober 1945. Dan hal inilah yang memicu terjadinya pertempuran 10 November 1945.

Halaman:

Editor: Ahmad R

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x