Sosok Pencetus Hari Santri Nasional Indonesia. Siapakah Dia?

- 21 Oktober 2020, 16:36 WIB
Thoriq Darwis bin Ziyad atau Gus Thoriq
Thoriq Darwis bin Ziyad atau Gus Thoriq /@Ponpes Al-Azhar Tugung/Facebook



MEDIA PAKUAN - Hari Santri Santri Nasional (HSN) diusulkan oleh KH Thoriq Darwis Bin Ziyad atau populer dipanggil Gus Thoriq.

Ia adalah pengasuh Pondok Pesantren Babussalam, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Gagasan HSN tersebut disampaikan langsung Gus Thoriq kepada Jokowi pada tanggal 27 Juni 2014.

Baca Juga: Aksi Unjukrasa BEM Terkait UU Cipta Kerja Hasilkan 2.1 Ton Sampah

Kala itu Jokowi melakukan kunjungan ke Pesantren Babussalam untuk acara haul pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim As'ayri dan mantan Presiden Sukarno

Gus Thoriq sejak 2009 melalui pertemuan 106 pengasuh pesantren di Malang. Dilanjutkan dalam diskusi di Universitas Jember pada 2012.

Pada saat yang sama, PBNU merekomendasikan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikannya.

Baca Juga: Jadwal Liga Champions Matchday 1 Liverpool vs Ajax Siapa yang Lebih Unggul

Thoriq mengajukan 1 Muharam sebagai Hari Santri. Usulan itu sampai ke tangan Joko Widodo sebelum pemungutan suara pada Pilpres 2014.

Presiden Joko Widodo kemudian meresmikan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional di masjid Istiqlal Jakarta. Hal ini sesuai seruan jihad yang dikeluarkan Kiai Haji Hasyim Asyari.

"Saya menyatakan secara resmi tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional,” ujar Jokowi di Jakarta, 22 Oktober 2015.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Dana Bantuan Operasional Ponpes Dialokasikan Rp2,38 Triliun

"Para santri selalu ingat untuk berjihad untuk bangsa, untuk Tanah Air dan tumpah darah Indonesia kita tercinta. Untuk itu, dengan seluruh pertimbangan, pemerintah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional,” kata Jokowi.

Seruan Hasyim Asy'ari berisikan tentang, perintah kepada umat Islam untuk berjihad melawan tentara Sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca-proklamasi Kemerdekaan.

Sekutu ini maksudnya adalah Inggris sebagai pemenang Perang Dunia II untuk mengambil alih tanah jajahan Jepang

Hasyim Asy’ari menyerukan kepada santrinya bahwa perjuangan membela Tanah Air merupakan kewajiban bagi setiap Muslim.

Baca Juga: Pecundangi PSG 2-1 Manajer Manchester United Solskjaer: Ini Tak seperti Biasanya

"Membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu'ain atau wajib bagi setiap individu," ujar KH Hasyim Asy’ari.

Maka keluarlah seruan itu. Seruan yang dikenal dengan Resolusi Jihad itu, memicu perlawanan umat Islam di sejumlah daerah, terutama di Surabaya pada 10 November 1945.

Selain KH Hasyim Asy’ari yang juga dikenal dengan sebutan Sang Kiai atau Hadratus Syaikh, Presiden juga tidak lupa mengapresiasi sejumlah ulama yang memiliki peran penting dalam menjaga NKRI, seperti KH Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), A Hassan (Persis), Ahmad Syurkati (Al-Irsyad) dan Mas Abdul Rahman (Mathla’ul Anwar).

Baca Juga: Resep Cireng Isi Ayam yang Renyah Gurih dan Penuh Cita Rasa Tinggi

Penetapan Hari Santri Nasional merupakan pengakuan resmi pemerintah Indonesia atas peran besar umat Islam dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta menjaga NKRI.

Sekaligus merevisi beberapa catatan sejarah nasional, terutama yang ditulis pada masa Orde Baru, yang hampir tidak menyebut peran ulama dan kaum santri.

Peringatan Hari Santri Nasional ini dimaksudkan untuk mengingat dan meneladani semangat jihad para santri merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang digelorakan para ulama. Selamat Hari Santri Nasional, bersama santri damailah negeri.*

Editor: Toni Kamajaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x