MEDIA PAKUAN – Merayakan Hari kemerdekaan di tengah pandemi merupakan keunikan HUT RI ke-76 ini.
Kita tidak seperti biasa merayakan dengan banyak perlombaan khas 17 Agustus ataupun mengadakan pesta rakyat untuk merayakannya.
Sebagai alternatif kita dalam merayakan MEDIA PAKUAN berusaha untuk memberikan 3 buah puisi yang bertemakan Pahlawan.
Puisi ini bisa kamu tulis untuk caption Instagram kamu untuk postingan instagram spesial kemerdekaan, atau bisa juga kamu masukan ke karya karya kamu lainnya.
Baca Juga: Rasakan Khasiat 3 Jeruk Nipis, Ramuan Tradisonal Untuk Amandel
Ataupun kamu akan membacakannya jika ada sebuah lomba virtual membaca puisi yang bisa saja dilaksanakan di tengah pandemi ini.
Digunakan Untuk apapun tujuan utamanya adalah merayakan HUT RI ke 76 di tengah pandemi Covid-19 ini.
Berikut, 3 Puisi Bertema Pahlawan untuk Memperingati HUT Ke-76 RI pada 17 Agustus Mendatang:
Doa Serdadu Sebelum Berperang
Karya: W.S. Rendra
Tuhanku,
Wajah-Mu membayang di kota terbakar
dan firman-Mu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal
Anak menangis kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia
Apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku,
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku
Malam dan wajahku
adalah satu warna
Dosa dan nafasku
adalah satu udara
Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari
biarpun bersama penyesalan
Apa yang bisa diucapkan
oleh bibirku yang terjajah?
Sementara kulihat kedua lengan-Mu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianati-Mu
Tuhanku,
Erat-erat kugenggam senapanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku.
KARAWANG BEKASI
Karya: Chairil Anwar
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi
Menceritakan tentang perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Puisi ini tentu sangat menginspirasi bagi kita semua para penerus bangsa agar selalu semangat membela negara tercinta.
Baca Juga: Gagal Menangani Wabah Covid 19 di Thailand, Ribuan Pengunjuk Rasa Turun ke Jalan
Yang Terampas Dan Yang Terputus
Musium Perjuangan
Karya: Kuntowijoyo
Susunan batu yang bulat bentuknya
berdiri kukuh menjaga senapan tua
peluru menggeletak di atas meja
menanti putusan pengunjungnya
Aku tahu sudah, di dalamnya
tersimpan darah dan air mata kekasih
Aku tahu sudah, di bawahnya
terkubur kenangan dan impian
Aku tahu sudah, suatu kali
ibu-ibu direnggut cintanya
dan tak pernah kembali
Bukalah tutupnya
senapan akan kembali berbunyi
meneriakkan semboyan
Merdeka atau Mati
Ingatlah, sesudah sebuah perang
selalu pertempuran yang baru
melawan dirimu.
Demikian 3 Puisi Bertema Pahlawan untuk Memperingati HUT Ke-76 RI pada 17 Agustus Mendatang.
Semoga 3 puisi ini bisa menggugah rasa nasionalisme kamu, dan bisa menjadi karya yang dikembangkan untuk karya yang lain.***