Jokowi Bantah Isu Tiga Periode, Rizal Ramli Angkat Bicara: Ucapan vs Tindakan Bertolak Belakang

- 16 Maret 2021, 10:49 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keterangan pers di Istana Merdeka, Senin 15 Maret 2021, soal masa jabatan dirinya tidak berminat untuk jadi presiden tiga periode karena tidak sesuai UUD 1945.*
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keterangan pers di Istana Merdeka, Senin 15 Maret 2021, soal masa jabatan dirinya tidak berminat untuk jadi presiden tiga periode karena tidak sesuai UUD 1945.* //Tangkapan layar YouTube.com/Sekretariat Kabinet RI
 
MEDIA PAKUAN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah isu dirinya menginginkan jabatan presiden periode tiga kali.
 
Dalam akun Instagram miliknya @Jokowi ia mengatakan jabatan yang ditempatinya saat ini merupakan hasil pemilihan langsung oleh rakyat.
 
"Saya menjadi presiden melalui pemilihan langsung oleh rakyat Indonesia berdasarkan konstitusi. Karena itu, pemerintahan ini juga berjalan tegak lurus dengan konstitusi," katanya dalam unggahannya pada Senin, 15 Maret 2021.
 
Dirinya mengatakan sikapnya terkait konstitusi yang membatasi oeriode jabatan Presiden sampai dua kali tidak pernah berubah hingga saat ini.
 
 
 
Ia mengatakan tidak memiliki niat sedikit pun untuk menjadi presiden tiga periode.
 
"Dan sikap saya terhadap konstitusi yang membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode tidak berubah sampai detik ini. Saya sama sekali tidak memiliki niat, juga tidak berminat, untuk menjadi presiden tiga periode," tulisnya.
 
"Undang-Undang Dasar 1945 telah mengatur masa jabatan presiden paling lama dua periode. Mari kita patuhi bersama," pungkasnya.
 
Sementara itu, politikus Rizal ramli dalam akun Instagramnya @rizalramli.official menganggap ucapan Jokowi terkait bantahan tiga periode tidak sesuai dengan tindakannya.
 
 
 
"Soal 3x, ada bantahan resmi dari Mas @jokowi. Masalahnya adalah track record antara ucapan vs tindakan yg sering bertolak belakang," tulis Rizal ramli.
 
Ia juga mengatakan kondisi Indonesia ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia anjlok.
 
"Ada yang kepengen tiga kali padahal melanggar UUD Indonesia bisa bubar wong kinerja memble, ekonomi dan kesejahteraan rakyat anjlok, demokrasi nyungsep," katanya.
 
"KKN dan dinasti semakin menjadi, mungkin kalau lebih nekad dan lebih cerdas dari putih atau prestasi lebih hebat dari Xi Jinping, boleh lah mimpi," pungkasnya.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Instagram @movreview


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah