Semua Korban Longsor Ngetos Kabupaten Nganjuk Ditemukan, Begini Penjelasan Kepala Basarnas Jatim

- 20 Februari 2021, 15:19 WIB
Longsor yang terjadi di Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur.
Longsor yang terjadi di Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. /BNPB/
MEDIA PAKUAN - Penanganan bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur masih terus dilakukan.

Hingga hari keenam pencarian, hari Jumat 19 Februari 2021 Tim Search and Rescue (SAR) Gabungan berhasil menemukan seluruh korban longsor. 

Sebanyak 19 orang yang sebelumnya dinyatakan hilang satu persatu telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor.
 
 
Baca Juga: Jokowi Minta Dunia Usaha Perluas Lapangan Kerja, Demi Percepat PEN akibat Corona

Informasi tersebut dirilis Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari Sabtu, 20 Februari 2021.

Selain itu, BNPB juga menyebut sebanyak 142 KK warga Desa Ngetos masih mengungsi pascalongsor di halaman SD Negeri 3 Ngetos.

Kepala Basarnas Jawa Timur Hari Adi Purnomo mengatakan, data 19 orang korban meninggal itu sesuai dengan laporan warga yang kehilangan anggota keluarga dan kerabatnya akibat kejadian longsor tersebut.
 
Baca Juga: Ini Tanggapan Kapolri Listyo Sigit Prabowo Terkait Kasus Narkoba Kapolsek Asatana Anyar Kompol Yuni

"Dengan ditemukannya seluruh korban meninggal, maka operasi SAR pun dihentikan" ujarnya seperti dikutip dari situs BNPB.

Ia mengungkapkan operasi SAR ini dilakukan oleh seluruh elemen, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, relawan, hingga masyarakat setempat.

"Kami juga melakukan koordinasi dan diskusi dengan tim geologi, terkait penanganan rekahan yang terjadi di atas dan air di tanah," ucapnya.
 
Baca Juga: Begini Tanggapan Anies Baswedan Soal Banjir Di Jakarta, Salahkan Curah Hujan?

Sehingga, lanjut Hari, kami lakukan dengan alat early warning system yang sederhana, manual itu sebagai tanda apabila ada apa-apa.

Ia juga mengatakan, meskipun operasi SAR telah dihentikan namun tim gabungan akan kembali melakukan pencarian korban jika ada masyarakat yang melaporkan kerabatnya yang hilang akibat longsor tersebut.

"Alat berat masih tetap akan beroperasi, pada hari ini Sabtu 20 Februari 2021 alat berat membenahi kondisi tanah pascalongsor," tuturnya.
 
Baca Juga: Puluhan Paus Terdampar di Madura, KKP dan Universitas Airlangga Ungkap Penyebabnya

Penanganan darurat masih akan terus dilakukan berdasarkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor tanggal 15 Februari - 28 Februari 2021 yang dikeluarkan oleh Bupati Nganjuk.

"Evakuasi dan penanganan bencana tanah longsor ini akan terus dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh Bapak Bupati," katanya.

Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, kerugian yang timbul cukup besar. 
 
Baca Juga: Makin Parah, Kematian Covid-19 Bertambah Buruk di Kota Sukabumi per Jum'at 19 Februari 2021

Bencana yang terjadi pada Minggu 14 Februari 2021 pukul 18.30 waktu setempat mengakibatkan korban jiwa, luka-luka dan sejumlah rumah rusak.

BNPB telah memberikan bantuan logistik berupa masker dewasa 1.000 buah, masker anak-anak 1.000 buah, rapid test antigen 200 tes, sarung 200 buah, matras 100 buah dan makanan siap saji.

"BNPB juga  menyerahkan bantuan dana siap pakai (DSP) sebesar Rp500 juta untuk penanganan  pasca banjir dan longsor di Kabupaten Nganjuk," tambahnya.*** (Samsun Ramlie) 

Editor: Siti Andini

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x