Puluhan Paus Terdampar di Madura, KKP dan Universitas Airlangga Ungkap Penyebabnya

- 20 Februari 2021, 11:54 WIB
Paus pilot terdampar di perairan Bangkalan, Madura
Paus pilot terdampar di perairan Bangkalan, Madura /Istimewa/


MEDIA PAKUAN - Puluhan Paus yang terdampar di Madura belakangan ini berhasil mencuri perhatian publik.

Sebanyak 52 ekor Paus pilot jenis short-finned terdampar di Madura, di mana 49 diantaranya ditemukan dalam kondisi mati, sementara 3 ekor lagi berhasil diselamatkan dan dilepasliarkan kembali ke laut di Selat Madura.

Dalam hal ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan penanganan terhadap Paus jenis pilot yang terdampar di Pantai Modung, Kabupaten Bangkalan, Madura, Provinsi Jawa Timur.

Baca Juga: Di Pertemuan dengan Teten Masduki, Shopee Katakan bahwa Pedagang Lokal dan UMKM di Platform Capai 97 Persen

KKP bersama Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga pun mengungkap penyebab dari Paus-paus yang terdampar ini.

Bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur, KKP pun bergerak ke lokasi setelah menerima laporan masyarakat setempat.

Puluhan Paus yang terdampar ini diketahui semua berukuran besar. Ukuran panjang tubuh paus pilot yang terdampar bervariasi antara 2 hingga 3,5 meter.

Baca Juga: Evakuasi Korban Banjir Cipinang Melayu dan Cipinang Muara, Ditpolairud Terjunkan 20 Personel

Paus yang memiliki ukuran paling besar diidentifikasi berjenis kelamin betina dengan memiliki ukuran panjang 3,5 meter.

Diketahui, peristiwa Paus terdampar cukup sering terjadi di wilayah perairan Jawa Timur. Menurut informasi terakhir kali terjadi Paus terdampar pada tahun 2016.

Waktu itu sebanyak 32 ekor Paus dengan spesies yang sama, short-finned pilot whale di Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Baca Juga: Segera Dibuka Program Pengganti BLT BPJS Ketenagakerjaan, Cek Ini Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja

Ahli biologi spesialisasi cetacea, Danielle Kreb menyebut peristiwa terdamparnya paus pilot secara massal juga sering terjadi di New Zealand sejak dulu.

Menurutnya penyebabnya bisa diakibatkan oleh getaran tektonik, badai solar, atau penyakit yang menyerang satu atau lebih anggota gerombolan mereka.

Setiap acaman mematikan dibawah laut akan membawa mereka ke perairan pesisir karena mereka hidup di laut dalam.

Baca Juga: UU ITE Biang Keladi Perdebatan, Najwa Shihab: Bikin Paguyuban Korban UU ITE Masak Tak Boleh?

Danielle Kreb mengatakan, untuk memperjelas atau memastikan penyebab terdamparnya paus-paus itu perlu dipastikan dengan melakukan nekropsi.

Sementara Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL) TB Haeru Rahayu mengatakan, penyebab terjadinya paus pilot terdampar akan didalami lebih lanjut.

Salah satunya melalui nekropsi yang akan dilakukan oleh beberapa dokter hewan dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya dan dokter hewan dari Flying Vet Indonesia.

"Tim mengambil sampel sebanyak 3 ekor paus dan akan menentukan berapa ekor yang akan dinekropsi." ujarnya dalam press release yang diterima Media Pakuan, Sabtu, 20 Februari 2021.

Baca Juga: BST Bansos Kemensos Rp300 ribu Cair Akhir Februari 2021, Cek Penerima dengan Kartu KIS di dtks.kemensos.go.id

Dugaan sementara, lanjut Haeru, salah satu Paus diduga pimpinannya sakit, sehingga rombongan paus ini mengikuti pimpinan paus pilot yang sakit dan menunggu di pinggir pantai.

"Secara alamiah, paus yang sakit akan ke pinggir pantai dan akhirnya mati. Untuk diketahui, perilaku paus pilot adalah bergerombol, dipimpin oleh seekor pilot yang ukuran tubuhnya lebih besar," ungkapnya.

Untuk dugaan mengapa paus pilot berupaya hingga ke Selat Madura, ia menduga karena paus sedang migrasi di perairan tropis Indonesia dan salah satu daerah ruayanya adalah Selat Madura.

"Dugaan La Nina atau gelombang besar belum bisa dikonfirmasi menjadi penyebab. Dari BMKG gelombang saat kejadian berkisar antara 0,5-1,5 meter," terangnya.

Baca Juga: Awas! Isu BLT BPJS Ketenagakerjaan Cair Februari 2021, Segera Cek Faktanya

Haeru juga menjelaskan, upaya yang dilakukan oleh tim mengacu pada Pedoman Penanganan Mamalia Laut Terdampar yang diterbitkan oleh KKP.

Kejadian paus pilot saat ini dikategorikan kode satu yaitu ada yang masih hidup dan kode dua yaitu baru saja mati.

"Prinsip penanganannya adalah triase, yaitu menyelamatkan yang hidup terlebih dahulu dan melakukan penanganan dengan cara menguburkan yang mati," jelasnya.

Baca Juga: Jokowi Pastikan Pencairan BLT BPJS Ketenagakerjaan Termin 3 2021 Dipantau BPK dan KPK, Ini Alasannya

Saat kejadian 52 ekor paus ditemukan, air laut sedang surut dan dasar pantai yang berpasir sehingga menyulitkan upaya evakuasi penyelamatan paus yang hidup.

Tim mengumpulkan paus yang hidup berjumlah 3 ekor dan melepaskan ke laut dengan cara mengelompokkan dengan jarak tertentu. Bangkai paus akan dikubur di daerah yang aman.

"Tim akan mengupayakan mengangkut paus-paus tersebut dengan bantuan peralatan eskavator dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang ada dan dibantu masyarakat setempat," pungkasnya.*** (Samsun Ramlie) 

Editor: Siti Andini

Sumber: kkp.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah