Usaha Penanggulangan Abrasi di Pantai Mapak Kota Mataram, BPBD: Jika Rumahnya Diperbaiki akan Sia-Sia

- 1 Februari 2021, 15:26 WIB
Usaha Penanggulangan Abrasi di Pantai Mapak Kota Mataram, BPBD: Jika Rumahnya Diperbaiki akan Sia-Sia
Usaha Penanggulangan Abrasi di Pantai Mapak Kota Mataram, BPBD: Jika Rumahnya Diperbaiki akan Sia-Sia /Sreenshoot/Video/AntaraNews

MEDIA PAKUAN - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Mahfuddin Noor, ingin segera memindahkan warga nelayan yang terkena dampak abrasi pantai.

Warga nelayan tersebut akan dipindahkan ke daratan yang lebih tinggi agar aman dari abrasi.

Mahfuddin memaparkan, ada enam kepala keluarga (KK) yang tempat tinggalnya rusak parah, disebabkan oleh abrasi.

Baca Juga: Kembangkan Wisata Selam, KKP Habiskan 111 Miliar Bangun Kebun Karang Bawah Laut Bali

Maka dari itu, ia ingin mereka pindah rumah saja karena, kalau diperbaiki akan sia-sia saja.

"Jadi kalau solusinya kita bantu perbaikan rumah kesannya sia-sia, karena lokasinya di bibir pantai. Ketika terjadi angin barat, rumah tersebut kembali terancam abrasi," tutur Mahfuddin, seperti dikutip Media Pakuan dari laman Antara News, pada 1 Februari 2021.

Selain itu, kalau pakai alternatif lain seperti membangun alat pemecah gelombang (Jetty) dan Beronjong.

Hal itu sama saja, kurang efektif karena dibutuhkan pendalaman khusus, terutama di daerah Pantai Mapak, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Baca Juga: Panglima TNI Lakukan Serah Terima Jabatan Kasum TNI kepada Letjen Ganip Warsito

Pantai ini terbilang sangat panjang, apalagi kalau di utara dan selatannya ada Pantai Gading, tempat berkumpulnya orang-orang.

"Karena itu, opsi relokasi akan jauh lebih baik dari sisi keamanan bisa terjamin serta efisiensi dari sisi pembiayaan," ungkapnya.

Kepala BNPB Kota Mataram itu membawa-bawa nama nelayan, untuk bisa tinggal di rusunawa nelayan.

Namun rusunawa tersebut masih dalam proses perencanaan pembangunan di Bintaro, Tangerang Selatan.

Baca Juga: Polda Jabar Akan Terapkan Sistem Tilang Elektronik Pertama Kali Di Dua Kota Ini

Sampai saat ini, pihaknya masih mencoba mengajukan kepada pihak Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim).

"Selama ini, rusunawa di Bintaro diprioritaskan untuk nelayan yang sekarang tinggal di hunian sementara (huntara), akibat eksekusi lahan di Pondok Perasi," ucap Mahfuddin.

Pembangunan tanggul darurat dari karung berisi pasir, terpal dan paket kebutuhan keluarga, sudah diberikan kepada para nelayan.***

Editor: Holis Sindy Sauri

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah