Pada 27 Januari terjadi erupsi awan panas guguran di Gunung Merapi sebanyak 56 kali, baru saja sehari dipulangkan kerumah, kini warga kelompok rentan di Kalitengah Lor kembali diungsikan ke barak Glagaharjo.
Saat ini para pengungsi Merapi yang masih berada di barak yaitu warga dari kelompok rentan dari Dusun Turgo, kecamatan Pakem yang kini diungsikan ke barak Purwobinangun di Watuadeg, kata Makwan.
Baca Juga: Bupati Sukabumi Tak Jadi Vaksin Karena Sakit, Malah Disurut Istirahat?
Makwan mengatakan, "Saat ini di barak pengungsian Purwobinangun terdapat sebanyak 159 pengungsi dari Dusun Turgo".
Sebanyak 159 pengungsi dari dusun Turgo tersebut terdiri dari dewasa laki-laki 37 orang dan perempuan 48 orang, anak laki-laki 14 orang, perempuan 1 orang, bayi laki-laki 2, perempuan 1, balita laki-laki 5, balita perempuan 2, dan ibu hamil 2 orang, ibu menyusui 3, lansia laki-laki 18, serta lansia perempuan 16.
"Kemudian untuk pengungsi warga rentan di Dusun Ngrangkah yang dievakuasi ke Barak Barak Plosokerep Umbulharjo, Cangkringan sebanyak 10 jiwa terdiri dewasa dua orang, anak lima orang dan balita tiga orang. Semuanya ini masih dalam satu keluarga (KK)," katanya.
Baca Juga: Netizen Heboh, Pagi ini WhatsApp Rempong! Tiba-tiba Muncul di Status Pengguna
Potensi dari bahayanya guguran lava dan awan panas ini terjadi pada sektor Selatan-Barat Daya, yang meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih dengan maksimal sejauh 5 km.
Selain itu, lontaran dari material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari Puncak Gunung Merapi.
"Semua aktivitas penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III untuk dihentikan. Kawasan Wisata di wilayah Sleman yang di tutup sementara; Klangon, Bunker Kaliadem, Kinahrejo dan Wisata Religi Turgo," kata Makwan.***