Komisi X DPR RI: Jumlah Pekerja Anak Selama Pandemi Terus Meningkat

20 November 2020, 20:40 WIB
Gedung DPR RI. /Dok. DPR/

MEDIA PAKUAN-Dibukanya kembali belajar tatap muka mendapat sambutan Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Syaiful Huda.

Menurutnya, belajar tatap buka akan menekan ekploitasi anak-anak. Sebab, menurut laporan yang diterimanya, jumlah pekerja anak-anak meningkat selama pandemi.

Anak-anak terpaksa harus membantu orang tuanya yang sedang sulit perekonomiannya.

Baca Juga: BLT Guru Honorer Digelontorkan. Waket Komisi X DPR RI: Kami Apresiasi Setinggi-Tingginya

“Kami menerima laporan bahwa jumlah pekerja anak selama pandemi ini juga meningkat, karena mereka terpaksa harus membantu orang tua yang kesulitan ekonomi,” ujar Syaiful Huda.

Dibukanya kembali sekolah, kata Syaiful, akan mengembalikan ekosistem pembelajaran bagi siswa sekolah dan tidak memiliki kesempatan untuk dipekerjakan.

“Sudah banyak peserta didik yang merindukan pembelajaran di sekolah bersama kawan-kawannya,” katanya.

Syaiful Huda mengingatkan, walaupun sekolah sudah mulai pembelajaran tata muka, tapi harus tetap menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga: Wow! Pencopotan Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat, Komisi III DPR RI: Butuh Penyegaran

Hal itu dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 yang masih berlanjut sampai sekarang ini.

“Kami mendukung pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka. Tetapi harus dilakukan dengan protokol kesehatan ketat karena saat ini penularan COVID-19 masih terus berlangsung. Bahkan menunjukkan tren peningkatan dalam minggu minggu terakhir ini,” ujar Huda dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 18 November 2020.

Di beberapa sekolah dari berbagai daerah, memang ditutup dan pembelajaran dilakukan secara daring.

Bahkan, kata dia, Indonesia terancam loss learning atau disebut juga kehilangan masa pembelajaran bagi sebagian besar siswa di NKRI ini.

“Di beberapa daerah siswa selama pandemi COVID-19 benar-benar tidak bisa belajar karena sekolah ditutup. Kondisi ini sesuai dengan laporan terbaru World Bank (WB) terkait dunia pendidikan Indonesia akan memunculkan ancaman loss learning atau kehilangan masa pembelajaran bagi sebagian besar peserta didik di Indonesia,” tambah Huda.

Baca Juga: Komisi VI DPR RI, Nevi Zuairina : UMKM Pilar Pertama Perekonomian Indonesia

Kehilangan pembelajaran tersebut, tidak boleh dianggap enteng, karena akan menyebabkan siswa kehilangan kompetensinya.

Jadi kita harus cepat mengantasi masalah tersebut, jangan sampai peserta didik ini sampai putus sekolah.***

Editor: Hanif Nasution

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler