BNPB Manfaatkan Google Maps untuk Menginformasikan KRB

10 November 2020, 21:15 WIB
Gambar fenomena La Nina di Indonesia dalam diskusi virtual menyikapi fenomena La Nina yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nasional Minggu 11 Oktober 2020 /shira ade/Dok BNPB Nasional

MEDIA PAKUAN-Seiring dengan ancaman aktivitas Gunung Merapi yang kini berada dilevel Siaga.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memanfaatkan platform Google Maps untuk menginformasikan kawasan rawan bencana (KRB).

Disadur dari akun Twitter BNPB, melalui aplikasi ini masyarakat dapat mengidentifikasi posisi secara langsung dan potensi bahaya yang ada disekitarnya.

Baca Juga: Waspada Penularan Covid-19, BNPB Pisahkan Pengungsi Seiring Gunung Merapi Status Level Siaga

Fitur tersebut yakni Cekposisi, yang mana fitur ini dapat diatur untuk melihat terkait erupsi Gunung Merapi.

Melalui Cekposisi anda dapat melihat wilayah yang berada pada KRB I, KRB II, dan KRB III.

Pada peta akan terlihat warna yang berbeda pada setiap KRB.

Misalnya, warna merah tua untuk menjelaskan KRB III, merah muda menunjukan KRB II, dan warna kuning KRB I.

Warna merah tua atau KRB III, merupakan kawasan yang sering terkena awan panas, aliran lava, lontaran vulkanik, gas beracun, serta guguran batu pijar.

Baca Juga: Batalnya IBL 2020 membuat kontraversi antara IBL dengan BNPB

Merah muda atau KRB II, merupakan kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, lontaran batu, guguran, haujan abu lebat, biasanya menempati lereng kaki gunung.

Warna kuning atau KRB I, ini kawasan yang berpotensi adanya banjir lahar, serta kemungkinan terkena peluasan awan panas apabila letusan membesar.

Selain itu masyarakat pengguna fitur Cekposisi juga dapat mengetahui posisi tempat-tempat penting.

Baca Juga: Berkunjung ke BNPB, Ustaz Abdul Somad Sampaikan Kesan dan Pesannya

Seperti pos pengamatan, pos pengungsian, fasilitas kesehatan, dan sekolah yang berada di zona bahaya.

Dengan ini semoga masyarakat bisa memanfaatkan fitur tersebut.***

 

Editor: Hanif Nasution

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler