Tim ITB Optimalkan Usaha Budidaya Ikan Pesantren Sains Salman Assalam Dengan Instalasi Water Quality Sensor

1 November 2023, 22:21 WIB
BIMA ITB Bantu Optimalkan Usaha Budidaya Ikan Pesantren Sains Salman Assalam Dengan Instalasi Water Quality Sensor /Sandi Pamungkas

 


MEDIA PAKUAN - Tim Program BIMA Institut Teknologi Bandung (ITB) dari Kemendikbudristek bantu optimalkan usaha budidaya ikan di Pesantren Sains Salman Assalam.

Hal tersebut dilakukan tim program BIMA ITB lantaran sejumlah kendala yang menghambat budidaya ikan di Pesantren Sains Salman Assalam.

Tim ITB melalui program pengabdian kepada masyarakat itu membantu dengan melakukan instalasi water quality sensor.

Baca Juga: Heylaw dan Program Doktor Hukum Universitas Borobudur Hadirkan ‘The FIRST Indonesia Legal Leader Summit 2023'

Pesantren Sains Salman Assalam ini merupakan salah satu pembudidaya ikan yang berada di Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Pesantren tersebut memiliki berbagai jenis kolam budidaya yang dibagi dengan petakan kolam, di antaranya adalah ikan nila, lele, dan bawal.

Namun ada sejumlah kendala yang membuat mereka tidak dapat mengelola dengan maksimal.

Baca Juga: Lain Dulu Lain Sekarang, Larissa Chou Kenang Momen Yusuf Tantrum Setiap Hari Sebelum Kehadiran Ikram Rosadi

Akibatnya pesantren tersebut beberapa kali mengalami kekurangan bahan makanan, karena ketidaksesuaian perputaran dana yang ada.

Apalagi banyak siswa yang tidak berkemampuan secara finansial, sehingga berpengaruh pada operasional pesantren.

Karena permasalahan tersebut, tim program BIMA ITB mencoba membantu agar budidaya ikan di pesantren itu kembali optimal.

Baca Juga: Larissa Chou Kenang Perjuangan Rawat Yusuf Hingga Bolak-balik RS Sebelum Ikram Rosadi Hadir Dalam Hidupnya

Tim program BIMA ITB memberi solusi dengan mengimplementasikan pemanfaatan teknologi yang dapat memudahkan pembudidaya dalam melakukan pemantauan kualitas air pada kolam, di manapun dan kapanpun.

Dalam praktiknya, pemantauan kualitas air pada kolam itu yakni melalui penggunaan alat water quality monitoring.

Pasalnya air merupakan media hidup bagi organisme yang mempunyai peran penting untuk menunjang kehidupan.

Baca Juga: Makin Mencekam, Serangan Militer Israel Ke Palestina Kembali Membabi Buta Hingga Tutup Informasi Pada Media

Secara umum, tiga faktor yang dapat mempengaruhi kualitas air yaitu fisika, biologi, dan kimia.

Water quality monitoring memiliki sejumlah fitur sensor parameter seperti pH, DO (Dissolved Oxygen), TDS (Total Dissloved Solid), kelembapan udara, suhu udara, dan suhu air sehingga layak digunakan untuk pemula.

Alat ini juga dilengkapi dengan pelampung dan solar cell pada bagian atas, sehingga tidak akan mengenai sumber listrik di sekitar kolam.

Baca Juga: Berbanding Terbalik, Beda Perlakuan Zionis Israel dan Hamas Palestina Kepada Tawanan Musuh

Selain itu, water quality monitoring juga memiliki sumber daya listrik sendiri yang didapat melalui sinar matahari.

Hal tersebut tentunya disambut baik oleh Pesantren Sains Salman Assalam

Pada Jumat, 24 Oktober 2023 lalu, tim program BIMA ITB yakni Sandi Pamungkas, Feiza Alfi, Imran Abdurrahman⁩, dan Najma khansa melakukan serah terima alat tersebut dengan Ketua Yayasan Assalam, Pondok Pesantren Sains Salman Assalam, Ustaz Zaki Hidayat.

Baca Juga: Kesibukan Ridwan Kamil Pasca Lengser Dari Gubernur Jawa Barat, 'Healing' Hingga Terima Endorse-an

Tim program BIMA ITB berharap, kualitas air akan terpantau melalui penggunaan water quality monitoring pada tambak atau kolam, sehingga penanganan bisa dilakukan lebih dini apabila sewaktu-waktu parameter dari kualitas air berubah.***

 

 

 

Editor: Pena Destaviani

Tags

Terkini

Terpopuler