Sekilas Sejarah HLH Sedunia 5 Juni 2022, 7,85 Miliar Penghuni Bumi Krisis Lingkungan Hidup

5 Juni 2022, 09:38 WIB
Sekilas Sejarah HLH Sedunia 5 Juni 2022, 7,85 Miliar Penghuni Bumi Krisis Lingkungan Hidup //Ilustrasi//Pixabay

MEDIA PAKUAN - Hari Lingkungan Hidup (HLH) atau World Environtment Day (WED) diperingati setiap tanggal 5 Juni.

Swedia, terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, bertepatan dengan peringatan 50 tahun Konvensi Stockholm (1972), yang telah melahirkan sebuah traktat internasional pertama, dengan fokus terhadap perlindungan lingkungan dan kesehatan umat manusia terhadap bahan kimia beracun.

Sekilas tentang sejarah HLH, pada tahun 1972 Majelis Umum PBB menetapkan 5 Juni sebagai Lingkungan Hidup Sedunia.

Baca Juga: Warga Dunia Sambut Hari LIngkungan Hidup 5 Juni 2022, Dengan Tema 'Only One Earth'

Perayaan HLH sedunia mengambil tema " Hanya Satu Bumi" yang berlangsung sejak tahun 1972 silam.

Pada tahun-tahun berikutnya, Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia telah berkembang sebagai platform untuk meningkatkan kesadaran akan masalah yang dihadapi lingkungan kita seperti polusi udara, polusi plastik, perdagangan satwa liar ilegal, keberlanjutan konsumsi, kenaikan permukaan laut, dan ketahanan pangan.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia dilakukan untuk menyerukan kesadaran kepada masyarakat global untuk mengambil tindakan positif terhadap perlindungan alam dan planet bumi.

Baca Juga: Kapal Alami Mati Mesin Selat Lombok, Tim SAR Selamatkan Puluhan Wisatawan

Namun hingga kini krisis lingkungan hidup masih menjadi tantangan besar bagi dunia.

Manusia memang tak dapat dipisahkan keberadaannya dengan alam semesta.

Kehidupan manusia senantiasa bergantung kepada alam, bilamana ekosistem alam terdegradasi maka potensi ancaman keberlangsungan hidup umat manusia pun otomatis bakal terganggu.

Sebanyak 7,85 miliar manusia lewat berbagai impiannya menghuni satu bumi.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Akhir Pekan Ini, Gemini Alami Masalah Percinta 'Cobalah Ubah'

Bumi menjadi satu-satunya planet yang dapat dihuni manusia, Lewat pertumbuhan penduduk yang melaju sesuai deret ukur bakal membuat ekosistem menjadi kian kritis bilamana tidak dibarengi dengan kepedulian guna terus menjaga kelestarian alam.

Konservasi alam bukan hanya sebatas melakukan penanaman pohon namun juga wajib memperhatikan satwa dan ekositem yang ada di dalamnya.

Untuk menunjang keberhasilan ini dibutuhkan komitmen, kerja keras, dan keberlanjutan gerakan penyelamatan alam yang solutif dan terukur hasilnya.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Tags

Terkini

Terpopuler