3 Puisi Bangkitkan Semangat Perjuangan, Peringati HUT Ke-76 RI pada 17 Agustus

8 Agustus 2021, 16:32 WIB
Tokoh masyarakat Bali Gus Yadi dalam upacara Agustusan di Sandhi Murti Bali /M Hari Balo

MEDIA PAKUAN – Merayakan Hari kemerdekaan di tengah pandemi merupakan keunikan HUT RI ke-76 ini.

Kita tidak seperti biasa merayakan dengan banyak perlombaan khas 17 Agustus ataupun mengadakan pesta rakyat untuk merayakannya.

Sebagai alternatif kita dalam merayakan MEDIA PAKUAN berusaha untuk memberikan 3 buah puisi yang bertemakan Pahlawan.

Puisi ini bisa kamu tulis untuk caption Instagram kamu untuk postingan instagram spesial kemerdekaan, atau bisa juga kamu masukan ke karya karya kamu lainnya.

Baca Juga: Rasakan Khasiat 3 Jeruk Nipis, Ramuan Tradisonal Untuk Amandel

Ataupun kamu akan membacakannya jika ada sebuah lomba virtual membaca puisi yang bisa saja dilaksanakan di tengah pandemi ini.

Digunakan Untuk apapun tujuan utamanya adalah merayakan HUT RI ke 76 di tengah pandemi Covid-19 ini.

Berikut, 3 Puisi Bertema Pahlawan untuk Memperingati HUT Ke-76 RI pada 17 Agustus Mendatang:

Baca Juga: Denny Darko Menyarankan Ivan Gunawan, Minta Maaf usai Dianggap Rendahkan Profesi Haters Ayu Ting Ting

Doa Serdadu Sebelum Berperang

Karya: W.S. Rendra

Tuhanku,

Wajah-Mu membayang di kota terbakar

dan firman-Mu terguris di atas ribuan

kuburan yang dangkal

 

Anak menangis kehilangan bapa

Tanah sepi kehilangan lelakinya

Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini

tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia

 

Apabila malam turun nanti

sempurnalah sudah warna dosa

dan mesiu kembali lagi bicara

Waktu itu, Tuhanku,

perkenankan aku membunuh

perkenankan aku menusukkan sangkurku

 

Malam dan wajahku

adalah satu warna

Dosa dan nafasku

adalah satu udara

Tak ada lagi pilihan

kecuali menyadari

biarpun bersama penyesalan

 

Apa yang bisa diucapkan

oleh bibirku yang terjajah?

Sementara kulihat kedua lengan-Mu yang capai

mendekap bumi yang mengkhianati-Mu

Tuhanku,

Erat-erat kugenggam senapanku

Perkenankan aku membunuh

Perkenankan aku menusukkan sangkurku.

Baca Juga: Denny Darko Menyarankan Ivan Gunawan, Minta Maaf usai Dianggap Rendahkan Profesi Haters Ayu Ting Ting

KARAWANG BEKASI

Karya: Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi

Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami

 

Terbayang kami maju dan berdegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu

Kenang, kenanglah kami

 

Kami sudah coba apa yang kami bisa

Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa

Kami sudah beri kami punya jiwa

Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa

 

Kami cuma tulang-tulang berserakan

Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan

Atau tidak untuk apa-apa

Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata

Kaulah sekarang yang berkata

 

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang-kenanglah kami

Menjaga Bung Karno

Menjaga Bung Hatta

Menjaga Bung Syahrir

Kami sekarang mayat

 

Berilah kami arti

Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian

Kenang-kenanglah kami

Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu

Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi

Menceritakan tentang perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Puisi ini tentu sangat menginspirasi bagi kita semua para penerus bangsa agar selalu semangat membela negara tercinta.

Baca Juga: Gagal Menangani Wabah Covid 19 di Thailand, Ribuan Pengunjuk Rasa Turun ke Jalan

Yang Terampas Dan Yang Terputus

Musium Perjuangan

Karya: Kuntowijoyo

Susunan batu yang bulat bentuknya

berdiri kukuh menjaga senapan tua

peluru menggeletak di atas meja

menanti putusan pengunjungnya

 Aku tahu sudah, di dalamnya

tersimpan darah dan air mata kekasih

Aku tahu sudah, di bawahnya

terkubur kenangan dan impian

Aku tahu sudah, suatu kali

ibu-ibu direnggut cintanya

dan tak pernah kembali

Bukalah tutupnya

senapan akan kembali berbunyi

meneriakkan semboyan

Merdeka atau Mati

Ingatlah, sesudah sebuah perang

selalu pertempuran yang baru

melawan dirimu.

Demikian 3 Puisi Bertema Pahlawan untuk Memperingati HUT Ke-76 RI pada 17 Agustus Mendatang.

Semoga 3 puisi ini bisa menggugah rasa nasionalisme kamu, dan bisa menjadi karya yang dikembangkan untuk karya yang lain.***

 

 

 

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler