Pendiri NU Hasyim Asy'ari Lenyap dari Kamus Sejarah Indonesia, Malah Bermunculan Tokoh Komunis!

20 April 2021, 13:25 WIB
Pendiri NU KH Hasyim Asy'ari /

MEDIA PAKUAN - Pahlawan nasional pendiri Nahdhatul Ulama (NU) yakin Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari atau biasa dikenal Hasyim Asy'ari, namanya lenyap dari kamus sejarah Indonesia Jilid 1 yang diterbitkan Kemendikbud.

Anehnya, sejumlah tokoh komunis malah muncul dalam kamus yang diterbitkan oleh Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.

Hal itu menyebabkan kegaduhan di tubuh NU, dan meminta Mendikbud Nadiem Makarim bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

Baca Juga: Cek Fakta! Kanker dan Malaria Sembuh Cepat dengan Meletakkan Bawang Dibawah Telapak Kaki

“Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadratus Syech Hasyim Asy’ari tetapi tidak ada “entry” nama beliau sehingga berpretensi menghilangkan nama dan rekam jejak sejarah ketokohannya. Kami meminta kamus itu direvisi dan ditarik dari peredaran,” kata Ketua Umum NU CIRCLE (Masyarakat Profesional Santri) R. Gatot Prio Utomo. Senin, 19 April 2021.

Gatot Prio Utomo menjelaskan, kamus itu terdiri dari dua jilid; Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II Nation Building (1951-1998).

Meski pada sampul Jilid I terpampang foto Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari, akan tetapi secara alfabetis, pendiri NU itu justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.

“Melihat isinya, bisa dikatakan para pejabat Kemdikbud saat ini jauh lebih mengenal tokoh-tokoh penjajah Belanda dan Jepang yang terdiri dari tokoh pejuang yang menjadi imam warga nahdliyin di seluruh nusantara. Ini harus diluruskan, ”ujarnya kembali.

Baca Juga: Zakat Fitrah 1442 Hijriah Dibuka, BAZNAS Beberkan Nominal Lengkap se-Jabar

Menurut Gus sapaan akrab Gatot Prio Utomo, sejarah tidak boleh dihilangkan dan kamus yang sudah diterbitkan itu tidak boleh disebar luaskan.

“Sejarah tidak boleh dihilangkan dengan cara-cara seperti ini. Jangan sampai kamus seperti ini disebarkan ke sekolah-sekolah dan menjadi rujukan pembelajaran. Hal ini bisa menyesatkan para siswa," katanya.

Selain itu, dalam kamus sejarah tersebut ada pula profil Darsono atau Raden Darsono Notosudirjo yang ditemukan pada halaman 51.

Darsono sendiri adalah tokoh Sarekat Islam (SI) yang pernah menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Indonesia pada 1920-1925.

Baca Juga: Kominfo Layangkan Surat Minta You Tobe Blokir Akun Jozeph Paul Zhang, Berikut Info Dirjen Imigrasi

Ada pula profil Semaoen ditemukan di halaman 262, yang menjabat Ketua Partai Komunis Indonesia semula bernama ISDV. Ia juga dikenal sebagai aktivis komunis dan pimpinan aksi PKI 1926.

Bahkan didalam kamus sejarah itu ada profil Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit yang juga pernah menjabat sebagai ketua Partai Komunis Indonesia.

Profil DN Aidit ditemukan pada Kamus Sejarah Indonesia halaman 58. DN Aidit membawa PKI sebagai partai terbesar keempat di Indonesia pada Pemilu 1955 dan partai komunis ke-3 terbesar di dunia setelah Rusia dan China.

Baca Juga: Empat Kali Kasus Narkoba! Rio Reifan Artis Film Tukang Bubur Naik Haji Kembali Diciduk Polisi

Melihat kejadian itu, NU berencana melayangkan surat resmi untuk memprotes tindakan Kemdikbud yang sangat tidak profesional tersebut.

“Hampir semua produk dan kebijakan Mendikbud saat ini bermasalah dan membuat kegaduhan. Ini catatan penting buat masak kinerjanya," kata Gus kembali.***

Editor: Siti Andini

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler