MEDIA PAKUAN - PROSEDURAL peliputan harus benar-benar dipatuhi oleh seorang wartawan saat meliput bencana alam. Perlu diketahui tidak ada berita seharga nyawa saat mengambil peristiwa bencana alam.
Hanya demi konten dan tayang berita agar cepat dibaca orang, peliput berita mengabaikan nyawanya sendiri demi mengejar momen berita bencana alam.
Hal tersebut diungkapkan jurnalis senior, Deni Yudiawan disela-sela kegiatan Jurnalist Camp PRMN X Eiger 2023 di Sari Ater, Kabupaten Subang beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Waduh, Kualitas Udara Kota Sukabumi Tidak Sehat, Dinkes Imbau Pakai Masker
“Kita harus cermat dan penuh perhitungan saat mengambil peristiwa bencana alam. Jangan wawanianan sehingga mengabaikan nyawa sendiri,” katanya.
Peristiwa bencana memang sangat menarik untuk diliput. Tapi, kata Deni Yudiawan yang kerap disapa Kang Deni disela-sela pemaparan mengenai Socio Eco Journalism, ada beberapa koridor yang harus dipatuhi para jurnalis.
Diantaranya, menjunjung tinggi kode etika jurnalistik dan moralitas. Terutama terhadap korban bencana yang tertipa musibah.
Jangan bertanya kepada korban dengan beberapa pernyataan terkesan kurang empati.